Review Film KKN di Desa Penari (2022)
Rabu, 12 Mei 2022 film KKN di Desa Penari berhasil mencatatkan jumlah penonton sebanyak 4.5 juta. Angka ini akan terus bertambah karena beberapa faktor. Saat ini sedang menjadi film horror terlaris yang mengalahkan film Pengabdi Setan karya Joko Anwar. Ini review dari saya.
WARNING : Tulisan ini berpotensi spoiler. Take
your won risk.
**
Enam orang mahasiswa akan mengadakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa di tengah hutan. Mereka tidak sadar
akan mistisnya desa tersebut. Kesalahan fatal mahasiswa berujung pada fenomena
mistis yang membuat ngeri dan berujung kematian.
Enam mahasiswa yang menjadi tokoh di film KKN di Desa Penari Source : Pikiran rakyat |
KKN di Desa Penari berasal dari sebuah
thread di Twitter yang ditulis oleh Simpleman pada 2019. Cerita itu kemudian
diangkat menjadi sebuah buku dan kemudian disajikan lewat bentuk film. Konon
cerita ini merupakan kisah nyata yang diceritakan pelaku ke pembuat thread. Film-nya
baru tayang pada setelah bulan puasa ini setelah mengalami dua kali penundaan
perilisan. Meskipun pada akhirnya film KKN di Desa Penari ini tayang nyaris
berbarengan dan berkompetisi langsung dengan film Marvel Dr Strange Multiverse
of Madness, film KKN di Desa Penari tetap mendapat sorotan yang dibuktikan
dengan jumlah penonton yang tinggi.
Alasan orang untuk pergi menonton film ini
tentu didasari oleh banyak hal. Terutama dengan rasa penasaran akan seperti apa
eksekusi film adaptasi ini. Apakah sesuai dengan yang diceritakan. Lalu
seberapa horror film ini tentu juga menjadi pertanyaan. Bagi saya yang kurang
menyukai film horror, film KKN di Desa Penari dapat menyuguhkan sebuah hiburan
yang lumayan nyangkut di kepala. Saya dulu ikut membaca thread-nya dan sudah
ada gambaran akan seperti apa film ini berjalan.
Film ini dapat dinikmati meskipun tanpa
membaca thread-nya. Hanya saja mungkin ada kebingungan tersendiri. Ini wajar
karena saat itu Simpleman bercerita mengenai dua sudut pandang dua tokoh yaitu
versi Nur dan versi Widya. Menurut saya pribadi dengan adanya dua sudut pandang
ini menjadikan cerita semakin menarik karena ada tokoh lain yang mungkin membantu
pernyataan atau membantah pernyataan tokoh lainnya. Percayalah, kalian tidak
akan kesulitan dengan ini.
Seberapa Horor Sih?
Saya sempat mengingat bahwa ada bagian yang
rasanya suasana mencekam dibuat tanpa henti. Biasanya ketika siang hari kita bisa agak lega karena jarang sekali muncul hantu atau jumpscare yang membuat
kaget. Tapi di film KKN ini saya dibuat mencekam dengan build up yang ada sekalipun
tanpa jumpscare di akhir adegan. Habis siang, lanjut ke malam hari. Ini bagian
yang diwaspadai karena seperti yang kita tahu bahwa malam hari menjadi bagian yang
diantisipasi atas adegan yang akan muncul. Kondisi desa yang masih belum
dialiri listrik praktis membuat kengerian terasa masuk akal akan penerangan
yang minim. Di beberapa film horror lain seringkali logika kita dipermainkan
dengan sebuah rumah yang lampunya remang atau minim hanya untuk membangun
suasana yang mencekam.
Beberapa jumspcare sudah bisa diantisipasi
atas build up dari adegan maupun scoring. Kita hanya perlu menyiapkan diri dari
kemungkinan yang ada. Apakah cukup membuat kaget atau justru biasa saja. Adegan
jumpscare paling menyebalkan buat saya adalah ketika Nur mengintip Widya mandi.
Sekalipun sudah diantisipasi, tetap membuat saya kaget. Jumpscare lainnya
adalah saat Widya hendak menjumpai Nur saat habis sholat. Meskipun sudah bisa
ditebak tapi sensasi kagetnya lumayan membuat saya dan orang sekitar saya
kaget.
Visual yang Bagus
Pemandangan yang bagus. Source Pikiran Rakyat |
Keindahan itu juga dipadu dengan cinematography
yang oke. Adegan pembuka saat mobil mahasiswa melaju ditangkap dengan baik melalui
tehnik aerial shoot sampai gambar merotasi 180 derajat. Keindahan lainnya
muncul tak lama setelah itu ketika para mahasiswa berjalan bersama dengan Pak Prabu.
Kamera berputar sambal perlahan melakukan zooming dan berhenti tepat secara
simetris. Adegan ini yang paling saya ingat ada di film Black Panther.
Satu lagi. Saya kurang mengerti apakah ini factor
studio atau bukan, ketika scene jembatan ketika warga membawa mahasiswa, saya
merasa bahwa saya ikut bergerak di dalamnya. Terasa nyata. Studio yang saya tonton
adalah type Starium yang hanya ada di CGV. Layar lebih besar dan cekung.
Barangkali hal ini yang membuat visual terasa lebih memuaskan. Setidaknya buat
saya. Entah apakah sensasi ini bisa saya dapatkan atau tidak jika saya menonton
dengan layar standar.
Studio Starium di CGV Source Twitter CGV |
Mengapa Film KKN di Desa Penari Ramai?
Oke, untuk menjawab ini tentu sudah sempat
dibahas di awal-awal. Persentase terbesar barangkali diisi oleh rasa penasaran.
Saya percaya ada hal lain selain rasa penasaran. Beberapa point dalam film ini
memang sangat related untuk banyak orang terutama yang lahir dan besar dari
pedesaan atau di kampung-kampung. Misalnya larangan untuk berbuat zina di
kampung orang, apalagi di tempat angker. Keberadaan desa lelembut. Kampung jin.
Makhluk penjaga dalam diri seseorang. Menjaga ucapan. Suara gamelan di alam.
Hal seperti ini sangat related dengan banyak orang. Saya sendiri pernah
mengalaminya. Ketika mendaki gunung Prau dan melihat video dokumentasi, terekam
suara gamelan. Rasa related juga dirasa oleh para mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN di tempat-tempat yang tidak biasa. Adanya rasa keterhubungan dengan apa yang saya sebut di atas
dapat memperdalam kepercayaan penonton kepada apa yang disajikan dalam film.
Ini Tentang Film Mistis
Menyebut ini sebagai horror tentu sah-sah
saja. Namun yang membuat ini menjadi menarik adalah karena sosok menyeramkan
bukan datang dari sosok seram yang kita ketahui secara umum. Bukan kuntilanak,
pocong, ataupun tuyul. Yang menjadi spotlight adalah penari bergelar Dawuh yang
Bernama Badarawuhi. Dia tidak datang dengan meneror secara brutal melainkan
dengan cara yang cukup sopan. Tidak juga dengan memakan tumbal dan membunuh korbannya. Beberapa film horor lain sering kali menaruh judul dengan tokoh setan tersebut. Misalnya Jelangkung, Kuntilanak, Pocong, sampai ke film dari Jurnalrisa Universe mulai dari Danur, Asih, ataupun Ivanna.
Badarawuhi, bahkan menjadi poster film. Source Hipwee |
Film ini juga bukan horror yang menegangkan
dengan cara mengajak penonton untuk ikut kabur menyelamatkan diri. Bukan
seperti Maya (Perempuan Tanah Jahanam) yang harus kabur dari orang yang ingin
membunuhnya di tempat dia kerja. Sekalipun ada adegan lari (saat Widya kabur),
tapi tidak mengajak kita untuk ikut tegang. Mungkin karena tidak ada yang mengejar
Widya. Ini tentang film mistis yang berbalut dengan budaya, mitos, atau malah
legenda.
Kesimpulan
Film KKN di Desa Penari tidak bisa dibilang
jelek karena film horror yang lebih jelek dari ini masih lebih banyak. Rasanya
yang menyebut film ini jelek karena ekspektasi yang besar dan membandingkan
antara thread, buku, dengan film. Bagaimanapun mereka tetap tidak akan bisa
menghindari fakta bahwa film ini sedang popular sekalipun dia sedang bersaing
dengan film Dr Strange. KKN di Desa Penari masih bisa dinikmati oleh siapapun
karena bagus atau jeleknya itu kembali kepada selera dan referensi
masing-masing penonton. Berapa jumlah penonton pada akhirnya belum dapat diketahui.
Apakah akan melampaui Dilan atau mungkin menggeser film Warkop Reborn? |
Rate : 8/10
Suka tulisan ini? Silakan bagikan di semua platform dan jika berniat memberi apresiasi silakan klik banner berikut. Terima kasih sudah membaca.