Suatu ketika lo ingin chat seseorang melalui WhatsApp. Aneh. Lo liat dia gak pake fotonya. Lo klik terus coba ketik 'p'. Centang satu. Lo nunggu beberapa lama waktu untuk liat kapan terakhir dia online, gak tepampang. Masih diliputi pertanyaan tapi lo mulai yakin bahwa ternyata kontak lo diblokir.
Ciri-ciri WA di-blokir. Source : medcom.id |
Blokir kontak merupakan salah satu cara yang umum dilakukan ketika kita enggan diganggu oleh orang lain yang gak kita kehendaki. Orang yang nyebelin, debt colector, atau kontak spamming yang tiba-tiba menawarkan slot judi.
Awalnya gue ngerasa agak berlebihan kalau sampai ngeblokir orang cuma karena dia nyebelin. Yah walaupun akhirnya gue emang melakukan aksi itu karena satu akibat. Gue ngeblokir kenalan gue di kampus karena dia nyebelin. Abis make jasa gue sebagai joki tugas, eh gak dibayar. Bukan cuma gak dibayar bahkan gak sampe ngucapin ucapan terima kasih. Yaudah gue blokir aja.
Selanjutya pengalaman ngeblokir lainnya adalah ketika gue memutuskan untuk ngebolkir nomor mantan. Gue juga nyaranin mantan buat blokir nomor gue. Ini karena dia selalu inget gue dan menghindari hal yang gak diinginkan. Dia blokir gue, begitupun sebaliknya. Tapi gue gak bertahan lama soalnya dalam beberapa hari kemudian gue buka lagi blokirannya.
Gue beranggapan kalau blokir ini salah satu cara self defense dari dampak yang gak diinginkan. Self defense mechanism dapat diartikan cara bagaimana individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stres, ataupun konflik yang dilakukan secaraa sadar maupun tidak sadar (Vaillant, George Eman). dalam pembahasan yang lebih luas lo bisa baca mengenai slef defense ini di web-web yang tersedia. googling aja. Jadi emang ada alasan tertentu bagi individu buat bikin pertahanan diri dari apa yang bisa bikin dia tertekan. stres, atau cemas. Apa yang dilakukan gue dan mantan adalah cara untuk melindungi diri sendiri.
Kalau dipikir-pikir lagi sebenernya hampir semua media sosial maupun yang berbasis microblog punya fitur yang bisa bikin kita lebih nyaman dalam menggunakan socmed itu sendiri. Ada fitur blok, report, bahkan mute. Dengan adanya fitur yang beragam itu kita (at least gue) sadar bahwa fitur itu dibuat karena ada tujuannya. Bukan hanya sebagai pelengkap atau lebih parahnya sebagai pajangan. Gak men. Semuanya ada tujuannya sesuai fungsi masing-masing.
Pertanyaan besarnya adalah apakah perlu memblokir seseorang? Menurut gue pribadi hal itu dibalikin lagi ke pribadi masing-masing. Silakan kalau dirasa perlu. Gak apa-apa juga kalau gak sampe blokir. Selama gak ngeganggu dan bikin resah. Kebijakan ada di tangan dan gadget kalian. See you.
True? |