-->

Selasa, 15 Juni 2021

Korban Playing Victim

 



Mari kita awali pagi ini dengan ingatan yang masih membekas tentang apa yang terjadi di dunia mimpi. Sebagai tokoh utama gue merasa beruntung ingat dengan mimpi ini. Tau sendiri kan kita tuh susah banget mengingat mimpi kita. 


Mimpi ini terjadi subuh tadi setelah selesai solat subuh. Mimpi yang cukup manis namun berakhir tragis. Bercerita tentang gue dengan seseorang di Karawang. Setting ceritanya juga berada di Karawang. Atau lebih tepatnya di rumahnya.


Rumahnya luas. Gue diajak berkeliling dan ketemu banyak orang yang gue baru tau ternyata itu saudara-saudaranya. Gue sempet nanya mana bokap-nyokapnya dengan maksud ingin  menyapa. Dia ngasih tau. Keduanya ada di salah satu sudut. Sedang mengapit sepasang pengantin. Iya ternyata sedang ada yanag nikahan. Gue menyalaminya.


Sepanjang gue kelling rumah dan ketemu saudara-saudaranya itu dia gak lepas dari gue. Tangan kiri gue digandeng dan dia nempel terus sampe digodain sama keluarganya. Gue agak canggung sama kondisi itu tapi sedikit happy. Semua gue senyumin canggung. Doi sih standar aja. Cuek. Kayaknya respon keluarga dan saudaranya itu lebih ke 'wah mbak bawa cowoknya'.


Singkat cerita gue diajak ke semacam lapangan. Semua pada kumpul di situ. Ya jelas kan emang acara nikahan yah. Saudara-saudaranya pada ikutan kumpul juga. Pokoknya semua merapat di situ. Tiba-tiba doi ngajak cabut. Gue nurut lah yah. Dia ngajak ke suatu tempat, dibawa ke sebuah ruangan dalam rumah. Mirip ruang tamu. Gue dibaringin di sofa. 


And she start to do something. I was said no because it's too extreme. Then she bring me to other room. Deeper. I guess this is her room but the room doesn't have a door. Only curtain. No one in this whole room except us. I lay on her bed and she try to climb up on me. She kiss me. Passionately. Intimate. But, an accident happens.


Someone see us. I guess she is her Bude. And then she go away pretending didn't see. Doi panik. Merasa malu. Lalu secepat kilat memakai bajunya dan mulai ngambil tindakan penyelamatan. Gue dianggap yang memulai. Teriak-teriak dan nunjuk gue sambil terduduk dengan suara kencang berharap Bude denger. Gue yang mulai bingung di mimpi itu mulai nangis. Kayak, kok lo tega sih. Gak mau ngakuin semuanya. Kenapa harus berpura-pura dan malah nyalahin semua ini sebagai kesalahan sepihak ke gue.


Bude ada di ruangan lain. Kayaknya dia juga bingung gimana mau bertindak. Pura-pura gak tau tapi di situ sepi. Mana mungkin gak denger suaranya doi. Gue juga bingung. Kebingungan itu gue bawa sampai bangun pagi. Masih fresh dan gue bisa mengingatnya. Aneh emang. 


Waktu gue masih sama dia sih emang lumayan sering mimpi yang gak/belum gue ceritain ke dia. Dan ini seinget gue mimpi ketiga gue tentang dia yang ada kaitannya sama pernikahan. Aneh ya. Namanya juga mimpi. Yah apapun itu semoga semua tokoh yang ada di mimpi ini diberi kesehatan selalu. Have a nice day. 




Tangerang, 15 Juni 2021

09.05 WIB

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner