-->

Rabu, 02 Desember 2020

Langit Bulan Desember

 



Ya, kita sampai pada bulan terakhir kalender Masehi yang bernama Desember. Kita sampai pada titik ini dengan laju waktu yang terasa cepat imbas dari pandemi. Desember mengingatkan gue pada satu hal yang hampir selalu terlintas.


Bukan tentang lagu Efek Rumah Kaca yang berjudul Desember melainkan ada sebuah kepercayaan menjurus mitos yang hanya gue yakini sendirian. Semacam naluri. Insting. Yang semua itu didasari oleh pengalaman pribadi.


Mitos tersebut adalah gue percaya bahwa langit bulan Desember sampai Februari itu akan amazing. Entah dari awannya, sunset-nya, atau juga perpaduan keduanya. Gue yakin betul akan hal ini karena gue sering banget ngeliat langit cakep di periode itu.


Langit di sebelah Barat pada periode itu ketika matahari terbenam ngasih gambaran yang amat magis. Beberapa tertangkap oleh kamera dan gue abadikan di sosial media yang gue punya. Bisa di cek di highlight story Instagram dengan tag Senja. Di Facebook juga ada. Dari banyak foto dan video yang gue ambil, banyak hasil yang bagus datang selama periode Desember  - Februari itu.


Percaya sejak lama


Tahun ini juga sama. Momennya udah mulai kebaca pas akhir November. Kemudian pas di awal Desember warga Jabodetabek dimanjakan oleh langit yang cantik dengan hadirnya sekumpulan awan yang menghiasi langit. Fenomena itu bahkan sampai jadi trending di Twitter dengan keyword Langit Jakarta. Netizen ramai pamer foto keindahan langit saat itu. Tak terkecuali gue yang ikut foto dari gedung kantor.


Awannya bagus. Langitnya juga 


Gue pikir ini bagus banget. Malah sampe ngingetin gue sama kondisi awan waktu gue ke Belitung tahun 2018 lalu. Cakeeeep banget. Langitnya juga biru banget. Oh malah pas paginya dari kantor gue tuh keliatan jelas gunung di sebelah Selatan. Gunung di Bogor. Emang sih di hari biasanya itu suka keliatan tapi pas kemaren tuh keliatannya jauh lebih jelas. Gue sampe kagum kalau ternyata bentangan gunung dan anak gunungnya ternyata luas. Gue sempet foto tapi yaa gitu kameranya ala kadarnya.


Gunung di Bogor


Desember masih panjang. Kita masih punya banyak kesempatan untuk kalian percaya dengan mitos yang gue percayai. Apalagi sampai Februari kan. Masih sangat banyak kesempatan. Semoga aja kita bisa liat langit yang bagus-bagus selama periode itu. Sempatkanlah diri untuk sesekali menengok langit.


Kadang yah pas kita gundah gulana atau kalau lagi merindu dan bahagia, kita seringkali ngeliat ke langit buat apa yah… kayak… mencari sesuatu di sana. Mencari kekuatan dari Yang Maha Kuasa. Atau kita bersyukur dan menengadahkan wajah kita untuk berterimakasih kepada Sang Pencipta. Memandang langit jadi gambaran betapa kecilnya kita di hadapan-Nya.


Salah satu gambaran itu sering terwujud atau digambarkan di karya-karya film. Umumnya yang sering gue perhatiin itu di film Jepang. Sering ada adegan di mana si tokoh memandang langit. Entah dari beranda rumah ataupun di atap sebuah gedung. Bahkan di komik dan film Doraemon pun pemadangan kayak gitu sering banget muncul. Ini semua menyenangkan buat gue. Seakan menambah kekuatan bahwa tuh bener kan kalau kita liat langit seenggaknya kita jadi sedikit merasa lebih lega.


Scene film Doraemon Stand By Me


Awan masih beranjak entah ke mana. Desember ini semoga kebaikan selalu menyertai kita.

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner