Group musik Slank merupakan salah
satu group musik legendaris di Indonesia dengan banyaknya fans loyal yang
tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara tetangga. Saking besarnya
selalu ada saja Slankers yang menjadikan Potlot sebagai tempat yang wajib
dikunjungi. Hal ini dikarenakan pusat kegiatan Slank banyak terpusat di Potlot.
Rumah Bimbim dan Bunda Iffet, studio Parah tempat latihan dan rekaman, toko merchandise
WarSlank, dan manajemen Pulau Biru Production selalu manajemen Slank. Sebagai
seorang Slankers saya pernah dan berkali-kali mengunjungi Potlot. Namun pada
tahun 2019 tempat wajib yang harus dikunjungi selain Potlot bertambah satu.
Lokasinya berada di sekitaran Fatmawati Jakarta Selatan. Nama tempat itu adalah
Slankafe. Pada Kamis, 10 September 2020 saya berkesempatan untuk megunjungi
Slankafe dan melalui blog ini saya ingin menceritakannya.
Markas Slank di Potlot jadi tempat wajib dikunjungi oleh Slankers |
Lokasi
Slankafe berlokasi di Jl
Fatmawati no 17B Cipete Jakarta Selatan. Lokasinya persis di pinggir jalan dan
dapat dilewati oleh kendaraan umum karena jalurnya terlewati oleh jalur MRT. Halte
terdekat adalah halte Cipete Raya. Untuk angkot atau metromini saya kurang
mengetahuinya. Apabila jalan dari Blok M maka tinggal ikuti saja jalur MRT yang
ada di atas karena jalur itu akan membawa kita ke Slankafe.
Lokasi Google Maps : https://goo.gl/maps/seMHPdRUg14sXDBr6
Menu dan Harga
Menu Slankafe terdiri dari
minuman dan makanan. Yang menarik dan yang menjadi fokus utama adalah beberapa
menunya memakai atau menyematkan judul lagu Slank ke dalam suguhannya. Seperti
misalnya Kuil Cinta, Kopi Mawar Merah, Nasi Ayam Gemerlap Kota, atau juga
Pisang Goreng Anyer. Harganya juga terjangkau sehingga cocok untuk datang
sendiri maupun beramai-ramai.
Menu |
Menu pada dinding |
Waktu itu saya pesan menu Kuil
Cinta dan Cokelat Dingin untuk teman saya. Rasa Kuil Cinta tidak terlalu
istimewa menurut saya. Begitu juga dengan Cokelat Dingin yang menurut teman
saya seperti susu cokelat bisa tanpa tambahan apapun. Kedua minuman disajikan
lewat gelas kaca dengan sedotan stainless. Ini patut dipuji karena memang Slank
sendiri peduli tentang alam.
Disajikan dengan stainless straw |
Meskipun begitu sebenarnya saya
baru terpikir kenapa tidak pesan untuk kemasan take away saja ya. Soalnya
kemasan take away menggunakan cup dengan logo Slank dan Slankafe sehingga cocok
untuk collectible item dan estetika saat mengupload di media sosial.
Inginnya sih yang seperti ini Source pic : Jajan Beken |
Fasilitas
Fasilitas standar yang wajib ada
adalah steker atau colokan dan itu dipenuhi oleh Slankafe. Saya melihat ada
beberapa titik. Selain itu ada juga tempat sholat dan toilet yang terletak di
bagian dalam tapi outdoor.
Perlu diketahui bahwa Slankafe
itu terdiri dari 3 bagian. Satu bagian di teras depan (outdoor). Bagian dalam
indoor dan bagian lebih ke dalam adalah outdoor. Di outdoor tersebut tersedia
dua buah toilet dan sebuah tempat kecil yang dijadikan tempat sholat. Saya
kurang nyaman sholat di situ karena tempatnya yang terasa kurang proper untuk
kegiatan ibadah. Saya harap bisa lebih diperbaiki agar terlihat lebih layak.
Outdoor. Sebelahnya ada toilet dan musholla |
Suasana
Masuk ke Slankafe sangat terasa unsur
Slank-nya kalau ukurannya adalah visual. Ada banyak logo Slank dan poster Slank
yang dipajang di dinding. Ada poster konser Slank di Jepang, konser di Belanda,
dan juga konser 30 Tahun di GBK. Selain itu ada juga beberapa foto ukuran 4R
yang sengaja ditempel teratur di dinding dengan citra beragam keseruan
Slankafe. Lengkap dengan adanya personil Slank maupun selebritis yang pernah datang ke situ di
antaranya Nia Ramadhani.
Terdapat sewa powerbank |
Ada tanaman asli |
Tampak dari depan |
Kapasitas kursi dikurangi karena PSBB |
Sayangnya suasana Slank itu hanya
secara visual karena sepanjang saya menikmati suasana selama kurang lebih satu
jam saya tidak mendengarkan satupun lagu Slank. Padahal saat itu kan saya
datang bersama teman, berharap agar dia bisa mendengar 1-2 lagu Slank dan mulai
menjadi Slankers. Mungkin untuk masalah ini bisa disiasati dengan perbandingan
6-1 misalnya. Untuk 6 lagu non Slank yang diputar, 1 lagu Slank harus masuk ke
dalamnya. Bisa jadi ada urusan legalitas yang belum selesai yang masih diurus
sehingga lagu Slank tidak bisa dengan mudah diputar di tempat komersil tanpa
izin publisher.
Padahal rasanya menarik yah kalau
lagu Slank jadi backsound saat berbagai suasana. Misal ketika melihat ada
rombongan teman-teman bisa diputar lagu Friendship. Jumat malam bisa diputar
lagu Blues Bini, atau ketika malam Minggu bisa diputar Malam Minggu Lagi
sehingga ada rasa yang related antara lagu yang diputar dengan situasi yang
tepat yang bisa membuat pengunjung merasa terikat dengan kondisi saat itu.
Saya dan teman berfoto dengan latar logo Slank |
Tampaknya yang paling nyaman
adalah di bagian sofa karena sofanya terlihat sangat nyaman dengan busa tebal.
Meja di depannya cenderung rendah dan membuat kurang nyaman untuk makan. Hanya
cocok untuk obrol santai dengan sesekali makan cemilan. Outdoor juga sama
enaknya bagi yang merokok.
Sofa yang dimaksud |
Pada salah satu sudut terdapat
spot untuk bermain musik karena terlihat ada mini stage dengan piano dan
beberapa sound system sederhana. Di atasnya ada layar monitor yang saya kurang
tahu menampilkan apa karena ketika saya datang ke sana layarnya tidak
menampilkan apapun. Apakah cuplikan tentang Slankafe? Atau tampilan promosi
menu yang disajikan? Apapun itu saya sangat penasaran.
Mini stage dengan layar monitor di atasnya |
Slank dan Kopi
Keakraban Slank dengan kopi
sebenarnya sudah terikat sejak sekitaran tahun 2007. Saat itu Slank mau
mengambil kontrak iklan, sesuatu yang selalu ditolaknya sejak lama dengan
alasan idealis. Kedekatan Slank dan kopi terwujud dalam bentuk dirilisnya kopi
Tora Bika Duo edisi Slank. Perbedaannya adalah terpampangnya wajah personil
Slank dan Slank secara utuh pada kemasannya. Dulu saya sempat mengoleksi kemasannya
namun sudah saya buang. Padahal kalau dipikir-pikir itu akan jadi sesuatu yang
berharga ya. Langka.
Salah satu contoh kemasan edisi Slank |
Selanjutnya pada tahun 2012 Slank
pernah merilis Slankopi. Sebuah kopi dalam kemasan sachet format 3 in one
(kopi, gula, dan susu) yang mana Slank bekerjasama dengan PT Gizindo Pangan
Sejati. Produk ini bisa didapatkan di beberapa agen tertentu dan berlanjut ke
pusat perbelanjaan Giant. Saya berlum pernah menikmati kopi ini.
Slankkopi 3 in 1 |
Sekitar tahun 2017 Slankopi
menjadi sebuah brand yang dikembangkan menjadi konsep entrepreneur. Konsepnya adalah
setiap orang bisa berkesempatan untuk menjadi partner dengan membuka Warung
Slankopi. Kopi ini lebih luas jangkauannya karena dipasarkan juga melalui
marketplace dan ritel Circle K yang tersedia di Jabodetabek dan Bandung. Namun
seiring perkembangannya Slankopi juga tersedia di kota lain seperti misalnya di
Bali.
Paket bisnis |
Slank saat launching Slankopi Source pic : Slank.com |
Barulah di tahun 2019 Slank
mendirikan Slankafe yang saya ceritakan di atas. Bukan tidak mungkin suatu saat
nanti Slankafe bisa ditemui di beberapa tempat lainnya mengingat pertumbuhan
kebutuhan untuk nongkrong masih sangat tinggi apalagi jika dibantu dengan
produk yang terjangkau dan tempat yang nyaman. Sejauh ini Slankafe baru bisa ditemui di Fatmawati dan di Kalibata City Square. Lokasi Google Maps https://goo.gl/maps/J1Lb28x3rjoYXdLe9
Berfoto di depan Slankafe Fatmawati |
Slank adalah Sebuah Brand
Ini hanya tambahan saja. Slank
rasanya sudah berevolusi dari yang sekadar band berubah menjadi sebuah brand. Coba
saja lihat dengan adanya Slankopi maupun Slankafe. Bahkan kalau mau tau Slank
punya brand minuman dalam kemasan yang diberi nama Slankua. Kalau kita tengok
ke belakang malah sampai pernah ada kerjasama dengan handphone. Yang paling
diingat adalah Esia edisi Slank dan Nexian. Atau pernah juga merilis Koran
Slank yang bertahan hampir sepuluh tahun. Jadi bukan tidak mungkin kalau kelak
Slank akan merilis sesuatu yang bisa diproduksi massal. Beras misalnya. Atau
gula pasir. Atau mie instant. Bisa saja.
Produk Slankua |
Apakah ini boleh? Atau apakah ini etis? Ah saya rasa boleh dan etis saja. Selama jalan yang ditempuh mengikuti peraturan yang berlaku. Kalau saya pikir Slank sebagai band sudah mendapatkan hampir semuanya. Panggung terbesar, bayaran terbesar, fans loyal dan besar, world tour, album internasional, penghargaan-penghargaan, dll. Sebagai sebuah brand, Slank baru saja memulai dan rasanya siap untuk kembali berpacu.
Slank |