-->

Jumat, 17 Juli 2020

Sista Petty


Sista Petty

Tidak perlu ada orang lain yang tahu. Cukup kau dan aku. Cukup kita saja. Atau juga kutu bangsat di sela kain bantal, dan semut hitam yang bersembunyi di bawah ranjang. Cukup. Kalau memang kamu menginginkannya, katakan secepatnya. Tak perlu malu. Kita sudah lama bersama kan? Jadi untuk apa lagi merasa malu? Asal cepatlah kembali lagi ke tempatmu berasal. Percumbuan ini biarlah sementara saja.


Sesaat. Tubuhkupun mulai merespon dampak dari apa yang kita lalui. Waktu bergerak begitu cepat. Semua terasa begitu tiba-tiba. Tidak ada esok. Tidak juga kemarin. Sekaranglah saatnya. Waktu memang relatif namun kumohon mengertilah. Menunggu ini sama memyakitkannya bagiku. Badanku yang lemah, kau pun tahu itu, kini mulai terasa sakit kembali. Baik aku ataupun dirimu sama-sama tahu kalau aku tidak sekuat itu. Tidak sekuat yang kita kira. Sakit ini semakin menyiksa seiring waktu yang terlalu lama untuk kita bersama kembali meski sesaat.


Coba dengarkan. Kau bisa mendengarnya sejelas aku mendengarnya juga. Suara sirine dari mobil polisi telah membuat panik, pening, dan begitu bising. Coba kau ceritakan semuanya. Ceritakan semua tentang kehidupan di sini. Kehidupan dan kefanaan yang sering bertubrukan demi nikmat yang sesaat. Sering kutanya pada diriku, apakah yang kau lakukan itu tidak terlalu berani? Hanya demi semua ini. Coba pikirkan kembali. Itu juga berlaku bagiku. Aku salah satu orang yang tidak tega melihat kau berubah. Melihat kamu menjadi begini. Ingat kita sampai merangkak-rangkak di lantai? Semua bising sirine dan rasa sakit ini semakin memperparah keadaan.


Rasa yang semakin pahit jelas tidak nikmat dan membuat tidak nyaman. Ayo cepat Sista Petty. Tapi kalau memang kau sudah muak, kita bisa coba cari cara lain. Seperti misalnya make love dan yah,,, kau jadi pacarku saja.


Sebaiknya kita segera membereskan kamar tidur sampai bersih dan rapih. Semua kekacauan ini harus segera dibereskan. Setidaknya jangan sampai orang lain curiga. Atau tahu tentang apa yang kita lakukan di sini. Di sini sudah tidak aman. Kita harus segera bergegas pergi dari sini karena bisa saja besok kita mati. Kau juga tau kan kalau mungkin saja besok kita akan mati. Tidak ada yang tidak mungkin terlebih kita yang malah bermain-main dengan kematian yang seolah menunggu waktu yang tepat.


Di hotel. Kamar nomor 407. Aku ingat dengan jelas. Kupikir kau juga mengingatnya. Saat itu kau memilih diam dan membisu. Entah apa alasannya. Kau menyesal? Atau kenapa? Atau marah padaku? Little Sista-ku, kumohon katakan sesuatu. Atau genggam tanganku agar kita bisa terlupa untuk tidak terlalu memikirkan tentang itu.


Sering kutanyakan, apa kau tidak pernah mencoba untuk berhenti? Seberapa keras usahamu untuk berhenti? Apakah kau sadar bahwa kita tengah bermain api yang bisa saja membakar seluruh badan dan jiwa ini menjadi panas, menghitam, dan menghilang selamanya. Kau pun tahu kan kalau aku memaksamu untuk berhenti. Kau pun tahu kalau aku selalu memaksamu untuk…. Stop.


 **

Re-interpretasi berdasarkan lirik lagu Slank yang berjudul Sista Petty dari album 999+09. Diciptakan dan dinyanyikan oleh Bimbim Slank.

 


NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner