-->

Selasa, 21 Juli 2020

Juara



Kita yang sekarang adalah kita yang terbaik. Gue percaya itu karena untuk bisa berada di posisi sekarang aja kita perlu perjuangan yang berat.  Bisa dibilang kita adalah juara. Anggapan ini muncul karena kita berasal dari sperma juara yang berhasil mengalahkan sperma lainnya untuk membuahi ovum. Jumlahnya bisa 40 juta sampai 1,3 miliar sel sperma. Gila kan. Dari sekian banyak sel sperma itu jadilah kita yang sekarang. 


Ngomongin soal juara gue rasa masing-masing orang punya pandangan tersendiri. Apakah itu merupakan sebuah kesuksesan atau keberuntungan atau malah faktor keduanya. Juara diartikan sebagai capaian dalam memperoleh sesuatu dalam situasi yang begitu kompetitif. Itu menurut gue. Flashback ke belakang dan gue teringat bahwa gue udah cukup punya cerita tentang menjadi juara dalam hidup gue.


Menjadi juara kelas adalah yang paling dini datang di hidup gue. Dari sekolah SD sampai SMP gue udah pernah ngerasain yang namanya juara 1-3. Rasanya? Wow senang. Puas. Dan bangga terhadap diri sendiri sambil tentunya bersyukur. Sayangnya di SMA gue gak menjadi apa-apa. Gue rasa pencapaian ini lumayan lah buat diceritain kelak. Yang gue sebelin tuh rapot SD gue gak tau ke mana. Ilang. 


Gue pernah juara juga di dunia kerja. Waktu itu tahun 2014 dan 2015. Gue kerja di restoran Es Teler 77 cabang Mall Alam Sutera Tangerang. Setiap ada bulan tertentu biasanya cabang diminta untuk ikut merayakan. Misalnya hari Kartini kasirnya yang perempuan harus pakai kebaya. Atau pada saat hari Raya Idul Fitri maka harus mendekorasi ruangan dengan ornamen lebaran. Begitu juga pada Natal 2014. Gue bersyukur ditempatin di cabang itu karena orang-orangnya cenderung asyik dan bos gue cukup demokratif untuk membebaskan karyawannya dalam mencari dan mengeksekusi ide. Jadilah waktu itu gue punya ide buat bikin Pohon Harapan. Atau Tree of Hope. 

Foto di depan Tree of Hope. Cuma ada foto ini yang ketemu



Untuk merealisasikannya gue bawa ranting pohon yang gede banget pake motor. Terus gue percantik dibantuin temen-temen. Bikinnya juga di cabang lho. Di outlet maksudnya. Nyambi pas lagi gak ada kerjaan. Terus si pohon itu digantungin origami yang berisi harapan. Seru juga sih apalagi konsumen diizinkan dan diperbolehkan untuk ikut menulis harapannya. Waktu itu kekumpul lumayan banyak.


Suatu ketika ada bos dari kantor pusat. Level General Manager. Dia lagi berkunjung dan ngeliat ada hiasan it uterus akhirnya dia bilang buat ikut dilombakan. Ternyata kantor pusat punya program lomba menghias outlet. Gue dikasih alamatnya buat kirim foto-foto. Eh pas bulan Januari 2015 cabang gue menang juara pertama. Gila seneng banget. Padahal niatnya emang buat ngebagusin cabang gue dan merealisasikan ide. Berkat kemenangan itu gue dapet hadiah senilai Rp. 1.000.000 kalau gak salah. Tapi berupa voucher makan Es Teler 77. Ya lumayan lah. Voucher-nya dibagi-bagi buat semua karyawan termasuk yang gak ikut ngapa-ngapain.

 
Berkat kemenangan itu gue seperti biasa diserahin project buat dekor lagi di Natal 2015. Kebetulan saat itu memang ada lombanya cuma yang ngadain dari pengelola Mall Alam Sutera. Mereka udah ngasih tau melalui edaran surat bahwa ada lomba dekorasi natal untuk para tenant mall. Yang kali ini cukup seru dan menantang buat gue. Kayaknya gue waktu itu agak ambisius buat lomba ini. Tapi tujuan utamanya sih tentu aja buat ngerealisasiin ide.

 
Suatu ketika gue diminta bos buat ke kantor pusat yang lokasinya deket dari cabang gue. Masih di kawasan Alam Sutera. Naik motor paling 5 menit sampe. Pas mau pulang gue liat ada sampahan styrofoam di TPS. Bentuknya besar karena bekas papan bunga. Gue tanya orang yang ada di situ dan gue minta izin  buat ambil beberapa yang masih bagus. Gue bilang buat dekor Natal. Selain bentuk kotak ada juga yang udah kebentuk jadi bentuk burung. Yang ini gue ambil juga karena gue pikir bagus buat dekorasi. Gue bawa deh tuh sampahan sampai orang outlet bingung dan kaget gue ngapain bawa itu semua. Gue jelasin dan yaudah saat itu juga gue bikin secara nyicil. Kondisi cabang saat itu lagi sepi karena weekday. Ruangan yang luas bikin gue bisa leluasa buat ngerjain proyek. 


Konsep yang gue bikin di Natal ini adalah white christmast. Jadi gue bikin semacam diorama kecil dengan boneka salju sebagai landmark-nya. Si burung yang tadi gue bikin  ada di atasnya. Terus di bawahnya gue kasih pohon cemara bikinan, lampu LED dan segala rupa yang mempercantik. Harapannya sih begitu. 





Dan untuk seluruh pembuatannya gue sama sekali gak pake dana apapun. Sebenernya udah diadain budget sih sebesar Rp. 200.000 tapi gue pikir masih bisa pake asesoris tahun lalu. Yang bagusnya dipake, yang jelek buang. Sedangkan buat si white christmast ini ya emang tnpa modal karena gue ngambil dari sampah kering. Hasilnya? Cabang gue juara pertama. Ada dua piala yang diraih. Satunya kategori The Best Performance. Hadiahnya berupa voucher sebesar Rp. 1.500.000. Lumayan kan. Dan seperti di 2014, semua dibagi rata. Kayaknya gue inget deh pas di sini tuh bos gue ngasih lebih buat gue atas kerja keras. Akhir 2017 saat cabang gue terpaksa tutup karena kontraknya habis, gue ngambil piala kategori Best Creative yang gue raih sebagai kenang-kenangan.


**


Tahun 2020 gue berkesempatan memperoleh perasaan yang sama kembali ketika gue dinobatkan menjadi juara lomba menulis yang dihelat oleh travel organizer My Permata Wisata. Gak tanggung-tanggung. Gue menang juara pertama. Hadiahnya? Ikut open trip gratis dengan destinasi Bromo-Jogja senilai Rp. 700.000. Lumayan lah yah dapet trip gratis. Untuk pemberangkatannya gue belum tahu karena masih musim Corona. Bangsat emang corona bikin susah. 


Anyway gue menang setalah gue submit pengalaman gue tentang ikut open trip mereka ke Pahawang dan Teluk Kiluan Lampung. Pernah gue ceritain di blog gue. Kalian bisa baca di  Review Open Trip Pahawan dan Teluk Kiluan Lampung. Bedanya sih gue mempersingkat aja dan ngasih beberapa tambahan biar sesuai dengan format yang menjadi syarat dan ketentuan lomba. Gue cukup pesimis karena gue pernah kalah waktu ikut lomba nulis cepen tahun 2013 lalu. Agak trauma. Tapi syukurlah gue menang. Ada buah yang dipetik dari apa yang disenangi itu sesuatu yang membahagiakan. Nulis adalah sesuatu yang gue senangi.




**

Balik ke tema di atas. Bukan menutup kemungkinan bahwa setiap orang punya kemampuan buat berprestasi dan menjadi juara. Tentu gue bukanlah apa-apa. Atau siapa-siapa jika dibandingkan dengan orang lain yang juga bisa berprestasi. Tetapi ketimbang melihat perahu orang lain yang terus bergerak maju bukankah sebaiknya kita juga sebaiknya mulai mendayung dan mengembangkan layar? Supaya kita sampai pada tujuan masing-masing dan kita menjadi juara di hidup kita. Yakinlah. Kita semua terlahir untuk menang. Aamiin. 
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner