-->

Kamis, 09 November 2017

[REPORT] Ice Cream Festival, Festival Es Krim Pertama di Indonesia

Akhir pekan pertama di bulan November ada sebuah acara yang mengaku sebagai acara pertama di Indonesia yang mengangkat es krim sebagai tema utamanya. Acara yang diberi nama Ice Cream Festival ini diadakan di area parkir di AEON Mall BSD, Tangerang pada 4 dan 5 November 2017. Dengan iming-iming all you can eat dan adanya bintang tamu yaitu Andra & The Backbone, Harris J, dan Raisa turut serta memeriahkan acara.



Saya yang datang di hari kedua ingin bercerita tentang bagaimana kondisi di sana. Berikut liputannya.

Informasi Awal

Sebuah iklan tentang acara yang saya lihat di perempatan Jl Teuku Umar membuat saya merasa perlu untuk mengetahui lebih jauh tentang acara tersebut. Membaca sekelebat karena sedang berkendara membuat detil informasi menjadi tidak sepenuhnya mampu terbaca. Maka sesampainya di rumah saya langsung mencari informasi mengenai acara tersebut dari akun Instagram mereka yaitu @icecream_fest. Dari akun itulah didapat informasi mengenai detil acara. Baik dari tanggal dan tempat, harga tiket, dan siapa penyelenggaranya.

Kemudian saya membagikan berita tentang acara tersebut di hampir semua akun media sosial milik saya. Tujuannya mencari teman yang tertarik untuk bisa ikut ke sana. Dari semua teman yang ada di Facebook, akhirnya yang benar-benar bisa pergi dan mau mengikuti jadwal saya (karena saya harus kerja terlebih dahulu) adalah seseorang yang ‘dia lagi-dia lagi’. Yup. Dia adalah Sofia alias Kucing Kecil.

Harga Tiket

Karena membeli tiket pre-sale lebih murah dibanding pembelian tiket on the spot, maka saya memesan terlebih dahulu tiket acara melaui Indomaret. Selain itu, pembelian tiket pre-sale sebagai antisipasi dari kehabisan tiket karena acara tersebut akan diadakan di pusat perbelanjaan yang memang selalu ramai. 

Saya berhasil mendapatkan tiket setelah mencoba Indomaret kedua dalam hari yang sama. Di Indomaret pertama, saya tidak berhasil karena kasir di Indomaret itu berkata sedang tidak bisa. Saya berpikir mungkin sedang offline. Atau mungkin memang kasir yang saya temui tidak mengetahui cara untuk pemesanan tiket. 

Kejadian ketidaktahuan kasir terhadap pembelian tiket rasanya cukup banyak terjadi jika melihat komentar-komentar di akun Instagram @icecream_fest. 

Dalam postingan di akun itu pula diinformasikan bahwa dalam satu hari akan dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama dimulai jam 10.00 – 14.00. Kemudian di sesi kedua diadakan mulai pukul 14.00 – 18.00 dan sesi terakhir diadakan jam 18.00 – 22.00. Masing-masing sesi diberi durasi sebanyak 4 jam. Dan tiap sesi dibedakan berdasarkan warna pada gelang. Sesi satu berwarna merah, sesi kedua berwarna biru, dan sesi terakhir berwarna hijau. Saya memilih warna hijau alias sesi ketiga di hari kedua. 

Sesampainya di sana

Karena tinggal di Jelambar, saya meminta Sofia agar memilih busway sebagai moda transportasi untuk ke lokasi. Saya memintanya untuk menunggu di WTC Matahari yang memang dilewati oleh Transjakarta. Sengaja memilih WTC agar dia tidak kehujanan ataupun kepanasan saat menunggu saya yang harus bekerja terlebih dahulu. Setelah menjemputnya kami mulai menuju ke lokasi.

Sesampainya di sana, hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan penukaran tiket yang masih berupa struk dari Indomaret untuk ditukarkan dengan tiket asli berupa gelang dengan warna sesuai sesi yang kita pilih. Karena saya memilih sesi 3 maka diberi tanda silang dengan spidol warna hijau pada gelang saya.

Gelang  tanda masuk acara

Namun yang menarik dari loket penukaran tiket adalah adanya kertas informasi yang bertuliskan bahwa tiket sold out. Loket hanya melayani penukaran voucher yang saya lupa dari mana, dan penukaran tiket dari Indomaret. 

Di sekitar loket terlihat banyak orang-orang yang hendak membeli tiket namun ternyata tiket sold out. Ada pasangan, ada keluarga lengkap dengan baby stroller yang mesti kecewa karena tidak bisa masuk karena tiket habis. Ada dua tipe pengunjung. Pengunjung yangs engaja datang karena acara dan pengunjung yang tidak sengaja sedang main ke AEON Mall. Dua tipe pengunjung ini tetap tidak bisa membeli tiket karena memang tidak ada penjualan di tempat. Entah jika ada calo. 

Sebenarnya saya lebih curiga kalau panitia sengaja tidak menjual tiket on the spot karena ramainya pengunjung di hari pertama. Melihat liarnya komentar kekecewaan di akun Instagram mereka rasanya hal ini menjadi masuk akal. Panitia tidak menjual tiket on the spot di hari kedua karena melihat kondisi di hari pertama. 

Panitia ingin memprioritaskan kenyamanan pengunjung yang datang. Atau bisa juga karena panitia ditegur oleh pihak mall karena alasan tertentu yang membuat panitia terpaksa tidak menjual tiket di hari kedua. Alasan yang paling masuk akal adalah ketika antrian yang mengganggu pengguna parkir atau mengganggu jalan di sekitar acara. Yang manapun alasannya, nada-nada kekecewaan tampak bertebaran melalui komentar di akun Instagram @icecream_fest. 

Karena masih ada sekitar 90 menit sebelum sesi 3 dimulai, saya dan teman menghabiskan waktu dengan berbagi cerita dan okonomiyaki di Food Culture. Karena waktunya yang bertepatan dengan waktu sholat Maghrib, saya memilih untuk ke musholla terlebih dahulu untuk menunaikan sholat. 

Di dalam acara

Jam 6 lewat 10 menit kami masuk ke dalam venue. Cukup dengan menunjukkan gelang kepada petugas akhirnya kami boleh masuk dan langsung menuju stand es krim. Area es krim ada dua. Dari pintu masuk kita bisa ke sisi kanan ataupun ke sisi kiri. Dan ketika kita masuk ke dalamnya, maka kita kan bertemu dengan stand-stand memanjang yang saling berhadapan di kanan dan kiri. Di tengahnya ada banyak meja dan kursi yang menghadap ke panggung.

Saat saya masuk ternyata masih sepi. Hanya ada beberapa orang yang tampak di dalam. Saya yang berniat ingin barbar ternyata harus sedikit kecewa karena menu yang agak monoton. Hampir semua menu terdiri dari es krim neopolitana yang diberi macam-macam topping mulai dari buah, kue, waffle, dan lain-lain. 

Akhirnya saya dan teman hanya mencoba mencicipi beberapa yang sekiranya enak dan membuat penasaran. Kemudian kami keluar untuk mencari makan. Pengunjung yang keluar boleh masuk kembali selama bisa menunjukkan gelang tanda masuk. Kami memilih untuk mencari makan.

Sehabis makan, kami kembali ke venue sekitar pukul 20.30. Saat itu Andra & The Backbone sedang memainkan lagu Sempurna yang berusia 10 tahun di tahun ini. Kami duduk sambil menikmati pertunjukkan musik dan es krim batang yang saya lupa namanya. Fruity something gitu. 

Stand-stand di kedua sisi sudah banyak yang habis saat saya hendak mengambil beberapa menu untuk teman menonton Andra. Ada beberapa stand yang masih buka dan stand itulah yang saya kunjungi. Saya mengunjungi salah satu stand yang tidak memakai neopolitana sebagai sajian utamanya melainkan es krim putih dengan serbuk oreo. Dengan dua porsi es krim sasya kembali ke kursi dan duduk menikmati tiga hal sekaligus; es krim, musik, dan perbincangan dengan teman.

Klimaks

Dua box es krim yang berada di tengah antara pintu masuk dan area duduk kembali diisi oleh petugas dengan dua varian es krim batang Paddle Pop Choco Magma dan Trico. Penonton yang hendak pulang langsung mengambil es krim yang ada.

Entah siapa yang memulai, masing-masing orang mulai mengambil lebih dari yang seharusnya. Ada yang mengambil 4, 6, bahkan mengambil kardusnya sekaligus. Hal yang sama berulang kembali saat petugas datang membawa troli berisi beberapa kardus kecil yang isinya es krim yang sama. Begitu ditaruh di atas box dan dibuka, pengunjung langsung mengambil sebanyak mungkin. 

Saya yang awalnya hanya menikmati prosesi itu akhirnya ikut merasakan klimaks acara dengan ikut mengambil es krim sebanyak yang saya mampu. Ada sekitar 3 kali saya melakukan itu dan berhasil membawa 50 batang es krim. 

Hasil rampokan.
Foto oleh Sofia


Saya rasa kejadian ini hanya terjadi di sesi terakhir. Es krim yang tersisa dan masih berada di ruang penyimpanan sengaja dikeluarkan semuanya untuk pengunjung. Tidak ada larangan dengan apa yang dilakukan pengunjung untuk mengambil sebanyak mungkin. Dengan 50 es krim yang saya dapatkan, saya pulang.

Review

Baik, saatnya me-review

Sebenarnya acara ini cukup bagus apalagi dengan status sebagai festival es krim pertama yang diadakan di Indonesia. Organizer dibalik acara ini adalah Lian MiPro  yang sukses dengan festival tahunan Jakcloth dan kini sudah merambah ke kota-kota lainnya. Namun sebagus apapun sebuah acara, selalu ada hal minor di tiap gelaran pertama.

Kalau saya pribadi ada pada kemonotonan menu. Hampir semua menu menggunakan es krim neopolitana. Jadi rasanya itu-itu saja. Tadinya saya beranggapan kita bisa makan sepuasnya cornetto, magnum, feast, dan es krim lainnya dari Wall’s yang memang menjadi pemasok es krim. Ternyata anggapan saya keliru. Padahal es krim scoop dari Wall’s kan bukan hanya Neopolitana. Ada fruit salad, oreo, dl

Dijadikannya Neopolitan sebagai menu utama membuat saya kembali teringat oleh salah satu bit dari stand up comedy Pandji di Juru Bicara World Tour. Karirnya yang sudah tidak laku sebagai solois membuat coklat, vanila, dan strawberry membentuk trio dan menamakan dirinya Neopolitan. Mungkin bit dari Pandji itu ada benarnya.

Saya tidak melihat dan merasakan langsung bagaimana kondisi hari pertama. Karena saya datang di hari kedua yang tidak menjual tiket on the spot sehingga meminimalkan pengunjung yang datang. Hasilnya adalah saya bisa dengan nyaman untuk berjalan-jalan dan mengantri es krim. Saya tidak berani membayangkan bagaimana rasanya jika adanya penjualan tiket on the spot. Mungkin saya hanya bisa menikmati dua-tiga varian saja. 

Kekurangan kedua adalah tidak adanya wastafel untuk mencuci tangan. Ini cukup penting karena seringkali tangan kita terkena es krim. Dan itu lengket serta membuat tangan terasa tidak nyaman. 

Kemudian penjaga stand. Rasanya perlu di-brief dulu tentang standar pelayanan. Karena saya menemukan penjaga bermulut sampah yang mungkin niatnya bercanda tapi sebenarnya gak lucu. Garing malah. Di salah satu komentar di Intagram ada yang mempermasalahkan hal yang sama tentang penjaga. Mulai dari lamanya pelayanan, rambut panjang yang tidak diikat, dan sibuk mengelap keringatnya sendiri. Orang-orang yang tampaknya belum terbiasa.

Sedangkan hal positif dari gelaran pertama ini adalah adanya sign larangan merokok dan sign anjuran untuk tidak menyia-nyiakan makanan. MC juga berulang kali mengatakan untuk tidak merokok dan tidak makan di area stand karena bisa mengganggu antrian. Meskipun agak sayang karena kursi yang tersedia di area makan pun terbatas. Sehingga banyak yang makan sambil duduk di area yang bukan seharusnya. Seperti di area play ground untuk anak-anak. 

Hal yang masih bisa diperdebatkan adalah keputusan untuk meniadakan penjualan tiket on the spot di hari kedua. Bagi saya yang sudah mendapatkan tiket tentu hal itu positif karena mengurangi pengunjung sehingga menjdi lebih nyaman. Tapi bagi mereka yang sengaja datang demi acara ini tentunya menjadi hal negatif karena tidak bisa membeli tiket acara. 

Ice Cream Festival 2018

Saya optimis bahwa acara ini akan diadakan kembali tiap tahun dan semakin besar. Dilihat dari sisi bisnis pun rasanya sangat profitable. Es krim tidak segmentif. Semua gender, usia, dan latar belakang hampir pasti suka es krim. 

Mereka juga sudah mempublikasikan bocoran tentang acara berikutnya dengan tagline garansi uang kembali. Dan hal-hal yang menjadi point negatif di gelaran pertama diharapkan dilakukan evaluasi agar semakin baik. 

Harapan tentu muncul demi gelaran yang lebih baik. Misalnya dengan tetap memberikan pembatasan tiket, area yang lebih besar dan luas, hiburan yang tidak sebatas musk (bisa dengan nonton film bareng) dan varian es krim yang tidak monoton. Jika memang Wall’s tidak bersedia untuk memberi varian lain, mungkin ada baiknya Lian Mipro selaku penyelenggara menggandeng kompetitor seperti Campina atau Glico Wings yang sedang naik daun. 

Saya sendiri masih cukup antusias dengan adanya festival es krim ini. Semoga ada perbaikan untuk gelaran berikutnya tanpa mengurangi kepuasan pengunjung. Meskipun garansi uang kembali namun waktu dan tenaga yang terbuang demi sebuah acara tidak bisa dikembalikan seperti uang.


Sampai jumpa di Ice Cream Festival 2018.

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner