-->

Senin, 02 Oktober 2017

Campus Life 4 : Ngebahas Kelompok Kelas

*Label Campus Life adalah label untuk tulisan berseri yang saya buat. Isinya menceritakan lika-liku dan haru biru tentang pengalaman selama kuliah di Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta untuk prodi Public Relations yang masuk ke dalam Fakultas Ilmu Komunikasi. 

Dalam ilmu sosial dikenal istilah ‘individu mempengaruhi kelompok, kelompok mempengaruhi individu’. Istilah itu berlaku universal di kehidupan kita, tak terkecuali dalam kelompok kelas di kampus. 


Banyak mata kuliah yang membuat kami mahasiswa perlu untuk membuat kelompok kerja karena anjuran dosen. Ada yang alasannya untuk melihat kesolidan berkelompok, atau juga karena alasan lain seperti di matkul yang memerlukan biaya besar supaya  beban biaya itu bisa ditanggung bareng-bareng. Kelompok-kelompok itu ada yang dibebaskan buat milih sendiri, ada yang dipilihin sama dosen, ada juga kelompok yang terbentuk karena terpaksa. 

Bagaimanapun kelompok kerja itu terbentuk, selalu ada plus minusnya. Kalo kelompok ditentuin sama dosen, kita gak bisa nolak dan mesti menerima siapa-siapa aja yang jadi anggotanya. Sedangkan kalo kita nentuin sendiri, gak enaknya adalah kalo geng kita ada 5 orang dan satu kelompok harus 4 (misalnya), maka ada 1 orang yang harus dikorbanin. Kalo kelompok terpaksa yaitu kelompok yang terbentuk karena gak punya temen lain, sisaan gitu. Atau mereka-mereka yang gak masuk pas pemilihan kelompok mau gak mau akan membentuk kelompok sisaan itu.  
Dari tiga kelompok itu gw pernah dapet semuanya. Dan menurut gw yang paling asik sih yang nentuin sendiri. Misalnya pas di matkul Teori Komunikasi yang diajar Pak Farid Hamid. Saat itu ngebahas sekitar 18 teori komunikasi dengan kelompok maksimal 3 orang per kelompok. Gw yang duduk di depan langsung ngajak temen sebelah dan sebelahnya lagi, yaitu Harry yang emang pinter dan Uphy yang ketua kelas. Dan mereka setuju. Dengan anggota yang cocok, maka presentasi saat itu terasa keren (menurut gw) karena kami melakukan presentasi dengan cara ala ala The Four Horseman di film Now You See Me; saling sahut menyahut dan sambung menyambung. Dan dalam pembuatan materi pun mereka sangat kooperatif. 

Sedangkan di matkul lainnya yaitu Penulisan Media PR External (dosen Ibu Yuni Tresnawati), gw milih dua orang yang saat itu aktif dan berpotensi buat diajak kerja bareng. Iftitah Deviana yang ada di sebelah gw dan terlihat terbiasa dan jago dalam mendesain serta Ahmad Fauzi yang terlihat mengetahui materi dan mampu diajak bekerjasama. Bareng mereka, kelompok kami dapet hasil memuaskan di UTS dan UAS. 

Lain lagi kalo cerita tentang kelompok yang dipilihin sama dosen. 

Di kelas Bu Diah, gw dapet kelompok yang menurut gw cukup membathin sih. Awal-awal masih normal. Satu persatu ngasih kontribusi. Tapi belakangan cuma 1 orang aja yang masih mau diajak kerjasama. Ada sih satu lagi yang enggak ngasih materi, tapi ngasih ‘materi’ atau apapun istilahnya buat ikut berkontribusi. Semacam uang lelah buat gw yang nyusun materinya presentasi mingguan. Gw gak ngerti ada hubungannya atau enggak, tapi dari 5 anggota itu yang lolos matkul Bu Diah cuma gw sama temen gw yang terus bekerjasama itu.

Sedangkan di kelompok terpaksa, gw dapet di matkul yang sedang gw jalani saat ini yaitu Produksi Media PR Adudiovisual (dosen Pak Dwi Firmansyah) dan matkul Penulisan Media PR Internal (dosen Ibu Yuni Tresnawati). Karena gw gak masuk di pertemuan pertama, maka pas penentuan kelompok ini gw jadi orang yang membentuk kelompok dengan orang-orang yang belum punya kelompok. Di Media PR Internal malah lebih kejam sih. Nanya di group WA gak ada respon. Orang-orang ignorance makin bertambah. Saat-saat kayak gitu gw ngerasa butuh Uphy sebagai ketua kelas yang emang sangat komunikatif dan bisa memfasilitasi anggota-anggotanya. Sampe akhirnya gw ikut ke kelompok orang lain yang juga satu angkatan. Jadinya kelompok kami lebih satu orang dan menurut dia kelebihan satu orang kayaknya gak apa-apa asal nanti konfirmasi ke dosen. 

Gw sering ngerasa mendingan tugas kelompok itu dijadiin tugas individu aja deh. Karena kadang anggota kelompok itu suka ngehambat dan memperlambat kerja kita. Dalam kasus gw, gw lebih seneng kalo gw kerjain semuanya sendirian tapi mereka gak berhak untuk meminta lebih/ngatur. Kecuali kalau ngaturnya itu diiringi dengan kontribusi. Jadi gw lebih bebas dalam menyusun materi dan mereka tinggal terima materinya aja. 

Di semester berikutnya gw mesti hati-hati nih dalam milih kelompok. Karena ada satu mata kuliah yang cukup gw nantikan yaitu Teknik Lobby dan Negosiasi. Rata-rata di matkul ini mahasiswanya diminta buat bikin acara. Bisa seminar, charity, atau lomba. Gw tertarik buat bikin event kelas menengah. Semi-pro. Biar all out sekalian. Liat deh di UI ada acara kampus tahunan yang menjadi acara besar. Gelar Jepang UI sama Jazz Goes to Campus. Dan gw sangat berharap kalo Universitas Mercu Buana punya acara tahunan juga dan itu dimulai dari acara yang gw bikin di matkul itu. Terdengar ambisius? We’ll see. Semoga aja bisa dapet anggota kelompok yang bagus-bagus karena seperti pernyataan di atas; individu mempengaruhi kelompok, kelompok mempengaruhi individu. 

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner