Ketika
L’Arc-en-Ciel mengumumkan akan adanya konser ulang tahun ke 25, seketika hal
itu menjadi bahan diskusi panjang di kalangan fans. Dari obrolan ringan sampai ke titik yang paling berat
sekalipun. Banyak banget cerita dari menjelang konser sampai konser
berlangsung. Karena terlalu banyaknya, gue sampai bingung mana yang mau gue
tulis duluan. Dan gue gak bisa bikin jadi satu karangan utuh tanpa dibagi-bagi.
Jadi sebaiknya gue bagi aja per bagian biar enak dibacanya. And the stories begin...
25th L'Anniversary. Pic credit : The Daily Japan |
Niat ke Jepang
Pertanyaan ‘Lo
berangkat gak?’ menjadi pertanyaan yang paling sering ditanyakan di antara fans. Termasuk gue. Baik yang ditanya
maupun yang nanyain. Gue sampe ngulik-ngulik harga tiket, dan tanya-tanya
tentang biaya ke sana serta hal kecil lainnya. Tapi tetep sih, waktu itu gue
gak terlalu mikirin karena masih ngurusin acara Tribute to Hyde di akhir
Januari. Waktu itu gue bertekad untuk ngambil keputusan di bulan Februari.
Keputusan antara berangkat atau enggak. Pada akhirnya emang gak berangkat dikarenakan
yah gue masih belum pasti dapet cuti di tempat kerja, faktor dana, dan pesimis
dengan keberuntungan mendapatkan tiket konser. Faktor-faktor itu yang memicu
gue buat ngasih gue jawaban buat enggak berangkat ke sana tahun ini. Belum siap
aja sih lebih tepatnya.
Sementara itu,
teman-teman gue banyak yang berangkat ke sana. Seneng sih bisa liat orang lain
seneng. Tapi kadang ngiri juga, berharap ada di sana saat itu juga. Dan gue
sering banget berkhayal mau ngapain aja di sana, terus kostum apa yang gue
pake, ngomong apa sama fans dari
negara lain, di mana gue difoto, terus gimana caperin ke L’ArCrew atau Mr.
Oishi, dan sebagainya. Duh...!!
Pengumuman Live
Viewing
Tidak ada kabar
yang lebih membahagiakan bagi fans
ketika tahu bahwa Indonesia mendapat jatah
pemutaran live streaming konser
L’25th dari Live Viewing Japan. Ini cukup menggembirakan mengingat sebelumnya
kita selalu menjadi underdog dalam
setiap announcement seputar live
screening. Biasanya masuk ke kategori ‘and
more’. Kali ini enggak. Indonesia bersama Thailand masuk ke sesi kedua. Dua negara pertama yang diumumkan adalah Korea dan Hong Kong. Berikutnya, Indonesia dan Thailand-lah yang disebut.
Credit : 21cineplex.com |
Seorang teman
diskusi yang menyenangkan pada 7 Maret menanyakan apakah perlu upaya khusus
agar Indonesia bisa dapat jatah penayangan. Saat itu gue sama tim L’Admin pun
udah mulai cari-cari info dan koneksi supaya bisa terwujud. Ternyata tanpa
susah-susah, Indonesia dapet jatah. Kalau dipikir-pikir, acara live streaming sebelumnya (Visual Japan
Summit) konon cuma diisi sedikit orang. Gak tau sih berapa jumlah pastinya. Itu
yang bikin gue sama tim ngerasa perlu ngapain gitu biar Indonesia dapet jatah.
Info :
Standing Flower
Untuk L’Arc-en-Ciel
Masih dengan orang
yang sama, dia memberikan masukan yang langsung menggugah gue buat ngejalanin
hal itu. Sederhana. Cuma ngasih bunga buat L’Arc. Tapi yah gitu, harganya yang
mahal. Akhirnya kita coba buat buka donasi terbuka. Donasi itu bakal dpake buat
beli bunga dan dikirim ke sana. Tentu belinya juga di sana. Gak mungkin dari
sini. Maka disepakatilah target 2.5 juta rupiah untuk project itu. Kalau gak tercapai, yaudah project batal dan uang donasi bakal dibalikin 100%.
Entah karena
tersentuh niat, kekuatan kata-kata, rasa kepedulian, rasa cinta terhadap band,
atau apapun itu, donasi mulai berdatangan. Nilainya bervariasi. Mulai dari yang
terkecil Rp. 20.000, sampai yang terbesar Rp. 600.000, semua memberikan donasi
sesuai kemampuan masing-masing. Bagi gue dan anak-anak, besar kecil gak
masalah. Kita ngeliat dari niat aja udah cukup bahagia. Ada beberapa yang ingin
sumbang namun karena deadline yang
nanggung di akhir bulan sebelum gajian, mereka jadi urung transfer. Tapi ada
awalnya memang ingin nyumbang. Udah niat mau nyumbang aja kita udah seneng.
Dan tau gak,
(enggak...), yang nyumbang itu rata-rata gue gak kenal. Siapa mereka, gue gak
tau. Ada sih beberapa yang pernah berinteraksi, sisanya asing. Mungkin aja
mereka juga gak kenal kami secara personal. Cuma kenal di dunia maya. Gokil sih
menurut gue. Faktor kepercayaan kali yah. Mereka percaya sama apa yang udah tim
lakuin. Yang pasti, mereka punya tujuan buat bantu project ini. Sampai pada akhirnya terkumpul dana sebesar Rp.
2.845.025. Ini melebihi target awal. Namun karena biaya ini itu, bunga yang
dipesan menghabiskan mahar sebesar Rp. 3.000.000. Sehingga biaya yang kurang
ditutupi oleh uang kas group yang tak seberapa.
Bunga kolektif fans dari Indonesia. Credit Cut Annisa Maulidya |
Bunga hasil kolektif dari komunitas L'Arc-en-Ciel Indonesia |
Pada akhirnya standing flower tersebut sampai juga di
lokasi konser. Fotonya diupload dan responnya cukup bagus. Terlihat dari banyaknya
likes dan retweet di semua media sosial. Buat mereka yang ikut nyumbang,
setidaknya mereka bisa berbangga karena mereka turut serta dalam mewujudkan project ini. Pun dari gue, mewakili tim
L’Admin mau mempertegas ucapan terima kasih buat semua teman-teman yang udah
ngebantu project ini. Baik yang
nyumbang, yang nyebar info, dan yang ngurusin pembelian dan pembayaran. Kita
semua punya mimpi yang sama. Mari kita wujudkan.
Jasa Titip Tiket
Informasi seputar
penayangan live screening yang hanya
digelar sekali dan kapasitas yang hanya 323 seat
rasanya membuat fans khawatir. ‘Gue
ngeri gak dapet tiket nih’. Itu yang rata-rata muncul di benak fans. Ngeri cuy. Dikit banget itu.
Pengalaman di live screening 2011 kemarin bikin kita
ngadain jasa titip tiket. Bedanya, titipan kali ini cuma buat orang-orang dari
luar Jabodetabek. Mereka sengaja dibolehin buat titip tiket, sehingga nantinya
cukup berangkat untuk hari-H aja. Terkumpul sekitar 40 tiket titipan dari luar
daerah. Ada dari Surabaya, Bangka-Belitung, Solo, Bandung, Sukabumi, Karawang
dan Yogyakarta. Penitipan gak dikenain biaya apapun, tapi dibolehkan kalau mau
kasih lebih. Tentu duitnya bakal dipake buat keperluan group.
Karena gue gak bisa
ikut ngantri tiket pas penjualan berlangsung, jadi gue cuma bisa denger
ceritanya dari tim L’Admin yang ngantri yaitu Dennis. Yang pasti, pagi jam 9
sudah mulai ada yang mengantri. Di info, penjualan dibuka jam 1 siang. Tapi pas
sampai jam 11 udah banyak yang ngantri. Sekitar 30an orang. Bisa dibayangin
kalau nunggu sampe jam 1, itu antrian bakal kayak apa. Maka, begitu XXI dibuka,
langsunglah penjualan tiket juga dibuka. Dan dipastiin rekor pembeli terbanyak
jatuh ke tangan tim L’Admin yang membeli tiket sebanyak 51 lembar.
Dolby Atmos
Rekor pembelian 51
lembar itu bukanlah apa-apa dibandingkan dengan kenyataan bahwa tiket live screening langsung habis dalam
waktu kurang dari 2 jam. Jadi siapapun yang datang sampai sana di jam 1, pasti
kaget ngeliat kenyataan bahwa tiket sudah habis. Kalaupun ada, tinggal row terdepan dan itupun di pojok. Inilah
yang kemudian membuat penonton kecewa. Kecewa karena gak dapet tiket dan kecewa
karena penjualan tidak sesuai dengan informasi awal.
Tapi seberapapun
kecewanya mereka karena tidak mendapatkan tiket, tak ada yang lebih kecewa dibanding
seorang yang kita sebut saja Mawar. Kekecewaan dia menjadi obrolan yang cukup
ramai di group Facebook. Dibilang infonya sesatlah, pihak bioskop yang gak
professional lah, dan lainnya.
Bermain-main dengan
asumsi pribadi ternyata bisa berdampak buruk. Mawar telah membuktikannya.
Asumsi dia, ini rekaman dan bukan live
streaming. Mawar pesimis Indonesia sanggup untuk live streaming. Dan suaranya gak akan memenuhi standar Dolby Atmos
yang menggunakan 64 speaker dalam satu ruangan. Meski sudah dijelaskan oleh
rekan-rekan yang lain, namun dia tetap bertahan dengan asumsinya itu. Dan
komentar terbaik dimiliki oleh seseorang yang mengatakan bahwa kesalahan XXI
hanya pada membuka penjualan tiket yang dimajukan dan mengatakan bahwa Mawar
terlalu santai karena datang ke lokasi jam 6 sore.
Entah ada
hubungannya atau enggak, yang pasti di kemudian hari pihak bioskop sampai harus
menulis pernyataan di website mereka.
Penambahan Kuota
Banyaknya
permintaan tiket membuat gue sama tim L’Admin merasa perlu buat minta
penambahan kuota. Maka, diputuskanlah hari Rabu, 5 April 2017 untuk menuju ke
lokasi pemutaran. Gue sama Dennis yang ke sana. Bung Dennis bahkan sampai rela
meminta jatah libur biar ada waktu ke lokasi. Hasilnya sia-sia sih. Gak ada
penambahan meski udah coba berbagai usaha, termasuk ngabarin ke management.
Cetak Banner
Kembali ke
teman-teman yang berangkat ke Jepang. Mereka berencana buat nyetak banner yang nantinya bakal dibawa ke
Jepang. Tapi ternyata waktunya mepet jika harus nyetak di Singapore. Salah satu
teman gue emang lagi di Singapore. Kata dia, nyetak di tempatnya mahal dan
butuh waktu sekitar 3 hari. Jadi dia minta tolong ke gue buat nyetakin.
Permintaannya agak aneh mengingat dia bilang ‘yang bisa selesai dalam satu hari’.
Aneh karena satu hari itu adalah waktu standar di percetakan di sini. Singkat
cerita, banner itu jadi dan langsung
gue kirim ke temen lain yang ada di Jakarta pada hari itu juga. Besok pagi dia
berangkat. Jadi pas ke Jepang itu mereka bawa itu banner.
Rombongan itu juga
sempet ngebagi-bagiin post card dengan gambar yang sama ke penonton
di Jepang sana. Banyak yang bilang bagus. Gue juga dibagi sama artist-nya langsung pas nonton live screening di Jakarta. Dan sebuah
foto di depan venue dengan bendera Indonesia
terbentang dan banner cetakan dadakan
(masih keliatan lipetannya malah) bisa dengan cantik terpasang. Mantap~
Hiduplah Indonesia raya~ Pic credit : Nina & Atas |
Siasat Memeriahkan
Acara
Pas gue ke sana
pada 5 April, gue sempet nanya kira-kira memungkinkan gak kalau buat ngadain
sesi MC, bagi-bagi doorprize, dan
pasang banner. Ternyata hal itu
memungkinkan dengan catatan harus dikoordinasikan lagi di hari H. Akhirnya pas
hari H gue ketemu sama Ibu R dan Ibu I buat koordinasi supaya hal itu
memungkinkan. Deal-nya adalah, sesi
MC dan doorprize digabung di awal. Durasi 15 menit, dan hanya disediakan 1 mic.
Buat gue, itu udah cukup. Akhirnya deal.
Ngobrol sama Ibu I
ternyata banyak ngejawab pertanyaan yang ada selama ini. Gara-gara obrolan itu
gue jadi tahu kenapa gak bisa nambah studio, kenapa di lokasi gak ada poster
acara, dan gimana rasanya bekerjasama ama pihak Live Viewing Japan. Obrolan gue
sama dia terjadi di depan studio, sehingga cukup banyak juga orang sekitar yang
ikut denger, sengaja atau enggak.
**
Tim L’Admin lagi
sibuk-sibuknya. Dennis ngurusin pembagian tiket titipan. Erick ngurus pembagian
kaos pesenan. Sedangkan duo Ahmad dan Taka bertugas ngebagiin glow stick ke semua penonton di depan
pintu masuk. Sedangkan gue mastiin koordinasi berjalan lancar dan nge-push penonton buat cepet masuk supaya
sesi MC bisa dimulai.
Sekiranya udah
cukup banyak penonton, langsung gue buka dan gak banyak basa-basi langsung
nyampein apa yang pengen disampein. Cuma ngingetin supaya jangan ngerekam dan
ngambil gambar, jangan naik-naik ke kursi, dan himbauan ngejaga kebersihan.
Dilanjutin dengan
bagi-bagi doorprize. Gue bawa 7
poster L’Arc yang World Tour 2012
sama 1 CD Don’t be Afraid sebagai
hadiah utama. Mereka yang beruntung bisa dapetin itu semua, termasuk Ibu I yang
gue tawarin poster itu. Yah itung-itung ucapan terima kasih.
Oh iya, selain
bagi-bagi glow stick, tim juga
ngebagiin stiker gratis buat semua pengunjung. Ada sedikit miskom antara
anggota tim, jadi banyak penonton yang udah keluar duluan pada gak dapet
stiker. Akhirnya stikernya masih sisa banyak.
Sebelum acara
dimulai pun, kita sempet ngerekam video dengan banner bertuliskan ‘Indonesia Loves L’Arc-en-Ciel’ di tengah. Video
itu juga atas permintaan dari Moxienotion. Katanya sih buat dikirim ke Live
Viewing Japan sana. Yah kita liat aja lah hasilnya. Mau minta copy-nya buat dokumentasi group, semoga
mereka ngasih.
Photo and video session. Pic by Ilham Dajiknizuki |
|
Nah, efek dari bagi-bagi glow stick itu berasa pas konser dimulai. Keren banget sih pemandangan dari atas. Warna-warni gitu. Hampir merata. Gue yakin adanya glow stick itu bikin suasana jadi tambah meriah. Jadi berasa nonton konser aslinya gitu. Oh iya, kami juga dapet sumbangan glow stick sebanyak 200 pcs dari seorang fans. Wah makasih banget. Mengurangi biaya pengeluaran. Kemaren beli glow stick sama stiker abis kurang lebih Rp. 400.000. Tapi itu semua pake uang kas yang tak seberapa itu. Dan dibantu juga sama temen-temen yang nitip tiket dan ngasih duit lebih buat kas.
Gue sama tim berharap kalau dengan adanya usaha-usaha yang kami lakuin kemaren itu bisa turut memeriahkan acara supaya semua penonton terkesan dan makin sayang sama L’Arc-en-Ciel. Biar kesannya gak cuma nonton. Tapi merasakan atmosfir konsernya langsung. Tsah...
Gue sama tim berharap kalau dengan adanya usaha-usaha yang kami lakuin kemaren itu bisa turut memeriahkan acara supaya semua penonton terkesan dan makin sayang sama L’Arc-en-Ciel. Biar kesannya gak cuma nonton. Tapi merasakan atmosfir konsernya langsung. Tsah...
The Show
Pas layar di
bioskop mendadak gelap dan penonton bersorak, maka konser akan dimulai.
Seketika lampu di dalam studio juga gelap. Dan pas gue liat dari tempat gue
duduk (di C6), wuih, nyala semua tuh glow
stick. Jadi semakin meriah. Apalagi pas konser dimulai dan amunisi lagu
satu persatu mulai digelontorkan.
Banyak penonton di row tengah langsung berdiri buat ikut
nyanyi. Apalagi pas lagu sakti macam The
4th Avenue Cafe. Gue udah gak ada di tempat gue duduk sejak di lagu
pertama. Tapi berdiri di tangga teratas. Bareng security yang nemenin buat ngejaga jangan sampai ada yang ngerekam.
Nah pas gue lagi asik-asik itu, datanglah 2 orang temen yang duduk di row D7-D8 buat join sama gue dan
nyanyi-nyanyi bareng. Si security
sempet nanya tentang sound-nya. Gue
bilang naekin dikit. Jadinya sound
yang keluar ada di angka 80 dari 100, awalnya 75. Itu cukup membuat semakin
semangat, apalagi pas di lagu yang menuntut penonton untuk loncat di lagu Link. Total jadi 5 orang penonton plus
satu security yang ada di atas tangga
dengan tujuan masing-masing. Tapi akhirnya security
itu pergi dan meninggalkan kami untuk menikmati hidup.
Kalau ngomongin
siarannya yang live streaming, di
lagu Link aja sempet ada sedikit
gangguan. Sisanya oke. Tadinya gue kira siaran kayak gini mesti pake internet
super dewa buat bisa live streaming.
Tapi ternyata mereka pake parabola. Classic
but classy. Gangguan kecil yang terjadi di lagu Link dianggap hal minor dan gak perlu dibesar-besarkan. Maklum
adalah kata yang tepat.
Yang bikin bete mungkin masih adanya penonton yang
diam-diam ngerekam atau ngambil gambar pas acara berlangsung. Beberapa ada yang
ditegur security dan langsung dihapus
oleh si security itu. Pas security itu negor si perekam, anak-anak
di atas pada teriak kompak “Eaaa”. Malah menurut pengakuan Dennis, ada yang
teriak “Syukur” dengan kenceng. Btw harusnya jangan dihapus yah. Tapi diformat
aja biar ilang semua. Biar jera :p. Becanda.
Sebelah gue juga
ada yang ngerekam. Karena tempatnya jauh, gue tegor aja pake glow stick yang ada di gue. Posisinya
jauh, jadi gue lempar aja pake itu glow
stick. Kalau kamu baca ini, maaf yah. Dari awal kan udah diingetin.
Mengenai konsernya, menurut gue sih konser ini
adalah konser yang cukup bagus tapi gak perlu untuk diingat. Embel-embel ‘anniversary’ terasa terbuang percuma
karena molornya acara yang seharusnya dilakukan nyaris setahun sebelumnya.
Sehingga momennya dirasa kurang pas. Gak ada announcement di akhir konser juga amat disayangkan. Ngarep ada new single, new album, atau new world tour
gitu. Sampai layar gelap, tulisan itu juga gak muncul. Gue yang nunggu ada after credit kayak di film Marvel pun
harus gigit jari. *Ya kali mas ada after credit*
Setelah Show
Yang sedikit
disayangkan mungkin adalah gak bisa ngobrol dan tegur sapa sama banyak temen
yang dateng. Durasi yang hampir 4 jam itu memang menguras energi dan membuat
lapar. Makanya pas foto barengan itu cuma sedikit aja. Banyak yang langsung
cabut.
Dan yang agak
disayangkan lagi adalah gak ada seksi dokumentasi dari tim L’Admin. Kita emang
kurang orang sih pas Hari-H. Masing-masing punya tugas masing-masing. Untungnya
ada sedikit dokumentasi foto dari sesama Cielers sambil berharap dikasih copyan
foto dan video dari Moxienotion yang ngambil gambar sebelum acara berlangsung.
Penutup
Rasanya, udah cukup
panjang juga gue nulis artikel.
Okay, gue berharap
dengan adanya acara live viewing itu
bisa mengobati kerinduan sama mereka. Personilnya terlalu sibuk dengan band solonya masing-masing. Ngarep world tour juga rasanya mustahil akan
terwujud dalam 2-3 tahun ke depan. Mungkin tulisan tentang pupusnya harapan itu
harus dibuat di artikel terpisah yah. Sama review konser secara keseluruhan. Biar gak makan tempat juga. Insya Allah
deh.
Semoga dengan
adanya tayangan live screening
kemarin jadi bukti lain kalau fans di
Indonesia itu cukup militan. Ngirim bunga, banyak yang nonton langsung, tiket screening yang sold out dengan cepat jadi buktinya. Komunitas juga bakal terus support buat ngebantu antusiasme biar
terjaga. Makanya sering banget kan kita bikin acara-acara. Semata-mata buat
ngejaga silaturahmi antar fans dan syukur-syukur di-notice sama mereka. Uhuy.
Sampai jumpa di
acara kami berikutnya. Atau di tulisan saya berikutnya.
Matta ne~
Groupie seadanya. Tangerang-Bekasi via Senen |
Credit : Ilham Danjikizuki |