-->

Rabu, 12 April 2017

Yang Tersisa Dari Screening Konser Ulang Tahun L'Arc-en-Ciel ke 25

Ketika L’Arc-en-Ciel mengumumkan akan adanya konser ulang tahun ke 25, seketika hal itu menjadi bahan diskusi panjang di kalangan fans. Dari obrolan ringan sampai ke titik yang paling berat sekalipun. Banyak banget cerita dari menjelang konser sampai konser berlangsung. Karena terlalu banyaknya, gue sampai bingung mana yang mau gue tulis duluan. Dan gue gak bisa bikin jadi satu karangan utuh tanpa dibagi-bagi. Jadi sebaiknya gue bagi aja per bagian biar enak dibacanya. And the stories begin...

25th L'Anniversary. Pic credit : The Daily Japan
Niat ke Jepang
Pertanyaan ‘Lo berangkat gak?’ menjadi pertanyaan yang paling sering ditanyakan di antara fans. Termasuk gue. Baik yang ditanya maupun yang nanyain. Gue sampe ngulik-ngulik harga tiket, dan tanya-tanya tentang biaya ke sana serta hal kecil lainnya. Tapi tetep sih, waktu itu gue gak terlalu mikirin karena masih ngurusin acara Tribute to Hyde di akhir Januari. Waktu itu gue bertekad untuk ngambil keputusan di bulan Februari. Keputusan antara berangkat atau enggak. Pada akhirnya emang gak berangkat dikarenakan yah gue masih belum pasti dapet cuti di tempat kerja, faktor dana, dan pesimis dengan keberuntungan mendapatkan tiket konser. Faktor-faktor itu yang memicu gue buat ngasih gue jawaban buat enggak berangkat ke sana tahun ini. Belum siap aja sih lebih tepatnya.

Sementara itu, teman-teman gue banyak yang berangkat ke sana. Seneng sih bisa liat orang lain seneng. Tapi kadang ngiri juga, berharap ada di sana saat itu juga. Dan gue sering banget berkhayal mau ngapain aja di sana, terus kostum apa yang gue pake, ngomong apa sama fans dari negara lain, di mana gue difoto, terus gimana caperin ke L’ArCrew atau Mr. Oishi, dan sebagainya. Duh...!!

Pengumuman Live Viewing
Tidak ada kabar yang lebih membahagiakan bagi fans ketika tahu bahwa Indonesia mendapat jatah pemutaran live streaming konser L’25th dari Live Viewing Japan. Ini cukup menggembirakan mengingat sebelumnya kita selalu menjadi underdog dalam setiap announcement seputar live screening. Biasanya masuk ke kategori ‘and more’. Kali ini enggak. Indonesia bersama Thailand masuk ke sesi kedua. Dua negara pertama yang diumumkan adalah Korea dan Hong Kong. Berikutnya, Indonesia dan Thailand-lah yang disebut.

Credit : 21cineplex.com

Seorang teman diskusi yang menyenangkan pada 7 Maret menanyakan apakah perlu upaya khusus agar Indonesia bisa dapat jatah penayangan. Saat itu gue sama tim L’Admin pun udah mulai cari-cari info dan koneksi supaya bisa terwujud. Ternyata tanpa susah-susah, Indonesia dapet jatah. Kalau dipikir-pikir, acara live streaming sebelumnya (Visual Japan Summit) konon cuma diisi sedikit orang. Gak tau sih berapa jumlah pastinya. Itu yang bikin gue sama tim ngerasa perlu ngapain gitu biar Indonesia dapet jatah.

Info :

Standing Flower Untuk L’Arc-en-Ciel
Masih dengan orang yang sama, dia memberikan masukan yang langsung menggugah gue buat ngejalanin hal itu. Sederhana. Cuma ngasih bunga buat L’Arc. Tapi yah gitu, harganya yang mahal. Akhirnya kita coba buat buka donasi terbuka. Donasi itu bakal dpake buat beli bunga dan dikirim ke sana. Tentu belinya juga di sana. Gak mungkin dari sini. Maka disepakatilah target 2.5 juta rupiah untuk project itu. Kalau gak tercapai, yaudah project batal dan uang donasi bakal dibalikin 100%.

Entah karena tersentuh niat, kekuatan kata-kata, rasa kepedulian, rasa cinta terhadap band, atau apapun itu, donasi mulai berdatangan. Nilainya bervariasi. Mulai dari yang terkecil Rp. 20.000, sampai yang terbesar Rp. 600.000, semua memberikan donasi sesuai kemampuan masing-masing. Bagi gue dan anak-anak, besar kecil gak masalah. Kita ngeliat dari niat aja udah cukup bahagia. Ada beberapa yang ingin sumbang namun karena deadline yang nanggung di akhir bulan sebelum gajian, mereka jadi urung transfer. Tapi ada awalnya memang ingin nyumbang. Udah niat mau nyumbang aja kita udah seneng.

Dan tau gak, (enggak...), yang nyumbang itu rata-rata gue gak kenal. Siapa mereka, gue gak tau. Ada sih beberapa yang pernah berinteraksi, sisanya asing. Mungkin aja mereka juga gak kenal kami secara personal. Cuma kenal di dunia maya. Gokil sih menurut gue. Faktor kepercayaan kali yah. Mereka percaya sama apa yang udah tim lakuin. Yang pasti, mereka punya tujuan buat bantu project ini. Sampai pada akhirnya terkumpul dana sebesar Rp. 2.845.025. Ini melebihi target awal. Namun karena biaya ini itu, bunga yang dipesan menghabiskan mahar sebesar Rp. 3.000.000. Sehingga biaya yang kurang ditutupi oleh uang kas group yang tak seberapa.

Bunga kolektif fans dari Indonesia. Credit Cut Annisa Maulidya

Bunga hasil kolektif dari komunitas L'Arc-en-Ciel Indonesia

Pada akhirnya standing flower tersebut sampai juga di lokasi konser. Fotonya diupload dan responnya cukup bagus. Terlihat dari banyaknya likes dan retweet di semua media sosial. Buat mereka yang ikut nyumbang, setidaknya mereka bisa berbangga karena mereka turut serta dalam mewujudkan project ini. Pun dari gue, mewakili tim L’Admin mau mempertegas ucapan terima kasih buat semua teman-teman yang udah ngebantu project ini. Baik yang nyumbang, yang nyebar info, dan yang ngurusin pembelian dan pembayaran. Kita semua punya mimpi yang sama. Mari kita wujudkan.

Jasa Titip Tiket
Informasi seputar penayangan live screening yang hanya digelar sekali dan kapasitas yang hanya 323 seat rasanya membuat fans khawatir. ‘Gue ngeri gak dapet tiket nih’. Itu yang rata-rata muncul di benak fans. Ngeri cuy. Dikit banget itu.

Pengalaman di live screening 2011 kemarin bikin kita ngadain jasa titip tiket. Bedanya, titipan kali ini cuma buat orang-orang dari luar Jabodetabek. Mereka sengaja dibolehin buat titip tiket, sehingga nantinya cukup berangkat untuk hari-H aja. Terkumpul sekitar 40 tiket titipan dari luar daerah. Ada dari Surabaya, Bangka-Belitung, Solo, Bandung, Sukabumi, Karawang dan Yogyakarta. Penitipan gak dikenain biaya apapun, tapi dibolehkan kalau mau kasih lebih. Tentu duitnya bakal dipake buat keperluan group.

Karena gue gak bisa ikut ngantri tiket pas penjualan berlangsung, jadi gue cuma bisa denger ceritanya dari tim L’Admin yang ngantri yaitu Dennis. Yang pasti, pagi jam 9 sudah mulai ada yang mengantri. Di info, penjualan dibuka jam 1 siang. Tapi pas sampai jam 11 udah banyak yang ngantri. Sekitar 30an orang. Bisa dibayangin kalau nunggu sampe jam 1, itu antrian bakal kayak apa. Maka, begitu XXI dibuka, langsunglah penjualan tiket juga dibuka. Dan dipastiin rekor pembeli terbanyak jatuh ke tangan tim L’Admin yang membeli tiket sebanyak 51 lembar.

Dolby Atmos
Rekor pembelian 51 lembar itu bukanlah apa-apa dibandingkan dengan kenyataan bahwa tiket live screening langsung habis dalam waktu kurang dari 2 jam. Jadi siapapun yang datang sampai sana di jam 1, pasti kaget ngeliat kenyataan bahwa tiket sudah habis. Kalaupun ada, tinggal row terdepan dan itupun di pojok. Inilah yang kemudian membuat penonton kecewa. Kecewa karena gak dapet tiket dan kecewa karena penjualan tidak sesuai dengan informasi awal.

Tapi seberapapun kecewanya mereka karena tidak mendapatkan tiket, tak ada yang lebih kecewa dibanding seorang yang kita sebut saja Mawar. Kekecewaan dia menjadi obrolan yang cukup ramai di group Facebook. Dibilang infonya sesatlah, pihak bioskop yang gak professional lah, dan lainnya.

Bermain-main dengan asumsi pribadi ternyata bisa berdampak buruk. Mawar telah membuktikannya. Asumsi dia, ini rekaman dan bukan live streaming. Mawar pesimis Indonesia sanggup untuk live streaming. Dan suaranya gak akan memenuhi standar Dolby Atmos yang menggunakan 64 speaker dalam satu ruangan. Meski sudah dijelaskan oleh rekan-rekan yang lain, namun dia tetap bertahan dengan asumsinya itu. Dan komentar terbaik dimiliki oleh seseorang yang mengatakan bahwa kesalahan XXI hanya pada membuka penjualan tiket yang dimajukan dan mengatakan bahwa Mawar terlalu santai karena datang ke lokasi jam 6 sore.

Entah ada hubungannya atau enggak, yang pasti di kemudian hari pihak bioskop sampai harus menulis pernyataan di website mereka.

Penambahan Kuota
Banyaknya permintaan tiket membuat gue sama tim L’Admin merasa perlu buat minta penambahan kuota. Maka, diputuskanlah hari Rabu, 5 April 2017 untuk menuju ke lokasi pemutaran. Gue sama Dennis yang ke sana. Bung Dennis bahkan sampai rela meminta jatah libur biar ada waktu ke lokasi. Hasilnya sia-sia sih. Gak ada penambahan meski udah coba berbagai usaha, termasuk ngabarin ke management.

Cetak Banner
Kembali ke teman-teman yang berangkat ke Jepang. Mereka berencana buat nyetak banner yang nantinya bakal dibawa ke Jepang. Tapi ternyata waktunya mepet jika harus nyetak di Singapore. Salah satu teman gue emang lagi di Singapore. Kata dia, nyetak di tempatnya mahal dan butuh waktu sekitar 3 hari. Jadi dia minta tolong ke gue buat nyetakin. Permintaannya agak aneh mengingat dia bilang ‘yang bisa selesai dalam satu hari’. Aneh karena satu hari itu adalah waktu standar di percetakan di sini. Singkat cerita, banner itu jadi dan langsung gue kirim ke temen lain yang ada di Jakarta pada hari itu juga. Besok pagi dia berangkat. Jadi pas ke Jepang itu mereka bawa itu banner.

Rombongan itu juga sempet ngebagi-bagiin post card dengan gambar yang sama ke penonton di Jepang sana. Banyak yang bilang bagus. Gue juga dibagi sama artist-nya langsung pas nonton live screening di Jakarta. Dan sebuah foto di depan venue dengan bendera Indonesia terbentang dan banner cetakan dadakan (masih keliatan lipetannya malah) bisa dengan cantik terpasang. Mantap~

Hiduplah Indonesia raya~ Pic credit : Nina & Atas

Siasat Memeriahkan Acara
Pas gue ke sana pada 5 April, gue sempet nanya kira-kira memungkinkan gak kalau buat ngadain sesi MC, bagi-bagi doorprize, dan pasang banner. Ternyata hal itu memungkinkan dengan catatan harus dikoordinasikan lagi di hari H. Akhirnya pas hari H gue ketemu sama Ibu R dan Ibu I buat koordinasi supaya hal itu memungkinkan. Deal-nya adalah, sesi MC dan doorprize digabung di awal. Durasi 15 menit, dan hanya disediakan 1 mic. Buat gue, itu udah cukup. Akhirnya deal.

Ngobrol sama Ibu I ternyata banyak ngejawab pertanyaan yang ada selama ini. Gara-gara obrolan itu gue jadi tahu kenapa gak bisa nambah studio, kenapa di lokasi gak ada poster acara, dan gimana rasanya bekerjasama ama pihak Live Viewing Japan. Obrolan gue sama dia terjadi di depan studio, sehingga cukup banyak juga orang sekitar yang ikut denger, sengaja atau enggak.

**

Tim L’Admin lagi sibuk-sibuknya. Dennis ngurusin pembagian tiket titipan. Erick ngurus pembagian kaos pesenan. Sedangkan duo Ahmad dan Taka bertugas ngebagiin glow stick ke semua penonton di depan pintu masuk. Sedangkan gue mastiin koordinasi berjalan lancar dan nge-push penonton buat cepet masuk supaya sesi MC bisa dimulai.

Sekiranya udah cukup banyak penonton, langsung gue buka dan gak banyak basa-basi langsung nyampein apa yang pengen disampein. Cuma ngingetin supaya jangan ngerekam dan ngambil gambar, jangan naik-naik ke kursi, dan himbauan ngejaga kebersihan.

Dilanjutin dengan bagi-bagi doorprize. Gue bawa 7 poster L’Arc yang World Tour 2012 sama 1 CD Don’t be Afraid sebagai hadiah utama. Mereka yang beruntung bisa dapetin itu semua, termasuk Ibu I yang gue tawarin poster itu. Yah itung-itung ucapan terima kasih.

Oh iya, selain bagi-bagi glow stick, tim juga ngebagiin stiker gratis buat semua pengunjung. Ada sedikit miskom antara anggota tim, jadi banyak penonton yang udah keluar duluan pada gak dapet stiker. Akhirnya stikernya masih sisa banyak.

Sebelum acara dimulai pun, kita sempet ngerekam video dengan banner bertuliskan ‘Indonesia Loves L’Arc-en-Ciel’ di tengah. Video itu juga atas permintaan dari Moxienotion. Katanya sih buat dikirim ke Live Viewing Japan sana. Yah kita liat aja lah hasilnya. Mau minta copy-nya buat dokumentasi group, semoga mereka ngasih.

Photo and video session. Pic by Ilham Dajiknizuki

Photo and video session. Pic by Ilham Dajiknizuki
Nah, efek dari bagi-bagi glow stick itu berasa pas konser dimulai. Keren banget sih pemandangan dari atas. Warna-warni gitu. Hampir merata. Gue yakin adanya glow stick itu bikin suasana jadi tambah meriah. Jadi berasa nonton konser aslinya gitu. Oh iya, kami juga dapet sumbangan glow stick sebanyak 200 pcs dari seorang fans. Wah makasih banget. Mengurangi biaya pengeluaran. Kemaren beli glow stick sama stiker abis kurang lebih Rp. 400.000. Tapi itu semua pake uang kas yang tak seberapa itu. Dan dibantu juga sama temen-temen yang nitip tiket dan ngasih duit lebih buat kas.

Gue sama tim berharap kalau dengan adanya usaha-usaha yang kami lakuin kemaren itu bisa turut memeriahkan acara supaya semua penonton terkesan dan makin sayang sama L’Arc-en-Ciel. Biar kesannya gak cuma nonton. Tapi merasakan atmosfir konsernya langsung. Tsah...

The Show
Pas layar di bioskop mendadak gelap dan penonton bersorak, maka konser akan dimulai. Seketika lampu di dalam studio juga gelap. Dan pas gue liat dari tempat gue duduk (di C6), wuih, nyala semua tuh glow stick. Jadi semakin meriah. Apalagi pas konser dimulai dan amunisi lagu satu persatu mulai digelontorkan.

Banyak penonton di row tengah langsung berdiri buat ikut nyanyi. Apalagi pas lagu sakti macam The 4th Avenue Cafe. Gue udah gak ada di tempat gue duduk sejak di lagu pertama. Tapi berdiri di tangga teratas. Bareng security yang nemenin buat ngejaga jangan sampai ada yang ngerekam. Nah pas gue lagi asik-asik itu, datanglah 2 orang temen yang duduk di row D7-D8 buat join sama gue dan nyanyi-nyanyi bareng. Si security sempet nanya tentang sound-nya. Gue bilang naekin dikit. Jadinya sound yang keluar ada di angka 80 dari 100, awalnya 75. Itu cukup membuat semakin semangat, apalagi pas di lagu yang menuntut penonton untuk loncat di lagu Link. Total jadi 5 orang penonton plus satu security yang ada di atas tangga dengan tujuan masing-masing. Tapi akhirnya security itu pergi dan meninggalkan kami untuk menikmati hidup.

Kalau ngomongin siarannya yang live streaming, di lagu Link aja sempet ada sedikit gangguan. Sisanya oke. Tadinya gue kira siaran kayak gini mesti pake internet super dewa buat bisa live streaming. Tapi ternyata mereka pake parabola. Classic but classy. Gangguan kecil yang terjadi di lagu Link dianggap hal minor dan gak perlu dibesar-besarkan. Maklum adalah kata yang tepat.

Yang bikin bete mungkin masih adanya penonton yang diam-diam ngerekam atau ngambil gambar pas acara berlangsung. Beberapa ada yang ditegur security dan langsung dihapus oleh si security itu. Pas security itu negor si perekam, anak-anak di atas pada teriak kompak “Eaaa”. Malah menurut pengakuan Dennis, ada yang teriak “Syukur” dengan kenceng. Btw harusnya jangan dihapus yah. Tapi diformat aja biar ilang semua. Biar jera :p. Becanda.

Sebelah gue juga ada yang ngerekam. Karena tempatnya jauh, gue tegor aja pake glow stick yang ada di gue. Posisinya jauh, jadi gue lempar aja pake itu glow stick. Kalau kamu baca ini, maaf yah. Dari awal kan udah diingetin.

Mengenai konsernya, menurut gue sih konser ini adalah konser yang cukup bagus tapi gak perlu untuk diingat. Embel-embel ‘anniversary’ terasa terbuang percuma karena molornya acara yang seharusnya dilakukan nyaris setahun sebelumnya. Sehingga momennya dirasa kurang pas. Gak ada announcement di akhir konser juga amat disayangkan. Ngarep ada new single, new album, atau new world tour gitu. Sampai layar gelap, tulisan itu juga gak muncul. Gue yang nunggu ada after credit kayak di film Marvel pun harus gigit jari. *Ya kali mas ada after credit*

Setelah Show
Yang sedikit disayangkan mungkin adalah gak bisa ngobrol dan tegur sapa sama banyak temen yang dateng. Durasi yang hampir 4 jam itu memang menguras energi dan membuat lapar. Makanya pas foto barengan itu cuma sedikit aja. Banyak yang langsung cabut.

Dan yang agak disayangkan lagi adalah gak ada seksi dokumentasi dari tim L’Admin. Kita emang kurang orang sih pas Hari-H. Masing-masing punya tugas masing-masing. Untungnya ada sedikit dokumentasi foto dari sesama Cielers sambil berharap dikasih copyan foto dan video dari Moxienotion yang ngambil gambar sebelum acara berlangsung.

Penutup
Rasanya, udah cukup panjang juga gue nulis artikel.

Okay, gue berharap dengan adanya acara live viewing itu bisa mengobati kerinduan sama mereka. Personilnya terlalu sibuk dengan band solonya masing-masing. Ngarep world tour juga rasanya mustahil akan terwujud dalam 2-3 tahun ke depan. Mungkin tulisan tentang pupusnya harapan itu harus dibuat di artikel terpisah yah. Sama review konser secara keseluruhan. Biar gak makan tempat juga. Insya Allah deh.

Semoga dengan adanya tayangan live screening kemarin jadi bukti lain kalau fans di Indonesia itu cukup militan. Ngirim bunga, banyak yang nonton langsung, tiket screening yang sold out dengan cepat jadi buktinya. Komunitas juga bakal terus support buat ngebantu antusiasme biar terjaga. Makanya sering banget kan kita bikin acara-acara. Semata-mata buat ngejaga silaturahmi antar fans dan syukur-syukur di-notice sama mereka. Uhuy.

Sampai jumpa di acara kami berikutnya. Atau di tulisan saya berikutnya.


Matta ne~

Groupie seadanya. Tangerang-Bekasi via Senen

Credit : Ilham Danjikizuki

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner