Credit : majalahkesehatan.com |
Masihkah Anda jajan
makanan ringan jenis gorengan? Jika iya, pastinya Anda punya makanan favorit.
Entah itu cireng, tahu isi/tahu telanjang, bala-bala, atau goreng oncom
sekalipun. Memang, tidak semua tukang gorengan memiliki banyak varian. Namun
makanan jenis bala-bala, tempe dan tahu seakan menjadi keharusan yang tak
tertulis yang harus dijajakan oleh para penjual gorengan. Terlalu prematur jika
kita katakan tiga jenis tadi merupakan tiga makanan favorit oleh orang-orang
dalam mengkonsumsi gorengan.
Dari semua jenis
gorengan yang dijual, saya tertarik membahas satu jenis gorengan yang menjadi
misteri karenanya. Seperti yang saya tulis di judul, singkong empuk adalah
subjek yang akan kita telaah dan cari jawaban dari misteri yang tersembunyi.
Ketika saya dan
teman-teman di komunitas sedang asyik mengobrol dan berdiskusi sambil
mengkonsumsi gorengan yang dijual tak jauh dari lokasi kami berkumpul. Dan
OMG..! Singkongnya empuk sekali..!! Dan agak merekah di pinggirannya. Ini
membuat kami sempat takjub dengan keempukan singkong yang dijual si abang.
Belakangan, ketika kami kumpul lagi, kami akan memilih singkong sebagai menu
utama dalam membeli gorengan. Sisanya maka akan dialihkan ke gorengan lainnya.
Sampai saat ini mungkin hanya di tempat itulah yang menyediakan singkong goreng
empuk.
Credit : harianresep.com |
Tapi rasanya
anggapan saya itu keliru.
Karena sejak
seringnya mengkonsumsi singkong empuk itu, saya jadi sering memperhatikan
tukang gorengan yang saya temui ketika berkendara. Dan rata-rata para pedagang
itu (secara fisik) punya singkong yang sama dengan singkong yang dijual abang
gorengan yang saya ceritakan. Hal itu bisa dilihat dari bentuknya yang merekah.
Dari situ kita bisa berasumsi bahwa singkong itu empuk karena tekstur empuknya
membuat singkong itu bisa merekah ketika proses penggorengan. Pertanyaan yang
muncul adalah, bagaimana bisa?
Ada beberapa faktor
dan probabilitas yang diajukan untuk menjawab pertanyaan di atas.
Kemungkinan-kemungkinan ini sebatas teori yang cukup ngawur dan belum diuji
secara ilmiah sehingga kesimpulannyapun belum bisa dipertanggungjawabkan.
Adapun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu adalah:
1. Mereka punya satu sumber yang sama
Credit : marshallmashup.usc.edu |
Baik abang gorengan
di lokasi A maupun di lokasi B, mereka sama-sama mengambil bahan baku dari
sumber yang sama. Hal ini menjadi mungkin mengingat para pembeli pasti lebih
suka dengan singkong yang teksturnya empuk. Sumber utama inilah yang menjadi
tonggak para pedagang gorengan dalam menjajakan produk yang sama dan sesuai
standar sang sumber.
Sebagai contoh,
cobalah main ke Bandung. Kita bisa melihat tukang bakso di sekitaran Alun-Alun
sampai radius 3 km, mereka menjual bakso dengan bakso tahu yang sama. Bakso
tahu ini adalah bakso dengan tahu, atau lebih tepatnya tahu dengan isi bakso.
Sepengamatan saya, bakso tahu itu (entah apa namanya) sama persis dengan semua
tukang bakso yang ada sehingga saya berpikir bahwa para pedagang bakso ini
tidak memproduksi sendiri melainkan membeli langsung ke produsen bakso tahu
itu. Mungkin untuk lebih praktis.
2. Mereka tahu
tehnik memasak yang benar
Credit : dietmaker.hu |
Sama halnya dengan
semua chief pastry yang mengetahui dasar-dasar membuat adonan, bukan tidak
mungkin para pedagang gorengan ini pun mengetahui bagaimana cara mengolah
singkong agar teksturnya menjadi lembut dan empuk. Para pedagang ini saling
berbagi tehnik sehingga mereka bisa benar-benar menjual singkong yang nyaris
sama (seecara tekstur). Adapun perbedaan mungkin hanya pada rasa karena
masing-masing pedagang punya standar tertentu yang bisa dipengaruhi oleh
karakter para pembelinya. Misalnya pedagang di tempat A yang masyarakatnya
lebih suka makanan asin akan berbeda dengan pedagang di tempat H yang masyarakatnya
lebih tertarik dengan makanan tawar.
3. Mereka
menggunakan jenis singkong tertentu
credit : agrokomplekskita.com |
Ini juga tidak bisa
kita lupakan mengingat jenis singkong bisa menghasilkan rasa dan tekstur yang
berbeda. Misalnya singkong muda dengan singkong tua, atau cara menanam di
dataran rendah dengan di dataran tinggi. Apapun. Ada yang membuat
singkong-singkong tertentu ini menjadi pilihan utama dalam proses penyeleksian
bahan baku.
Tiga kemungkinan di
atas adalah yang paling masuk akal menurut saya. Dan yang bisa kita pelajari
lebih lanjut adalah bagaimana tehnik membuat singkong agar menjadi empuk. Ada 3
tehnik yang memungkinkan singkong menjadi empuk. Tiga tehnik itu kita coba
uraikan satu persatu.
I. Direbus
credit : globalherbalsolusi.com |
Ini adalah yang
paling masuk akal dan umum. Sedikit penelitian singkat dengan browsing di
Google membawa saya menemukan jawaban yang serupa tentang cara membuat singkong
menjadi empuk. Caranya adalah dengan direbus terlebih dahulu. Proses perebusan
itu dilengkapi dengan bumbu yang bervariasi antara sumber satu dengan lainnya.
Masing-masing punya argumen dan resepnya sendiri namun prosesnya sama yaitu
direbus.
Ibu saya juga
sering membuat cemilan goreng singkong. Suatu ketika ia bisa membuat singkong
yang benar-benar empuk dan setelah ditanyakan ternyata singkong itu memang direbus
terlebih dahulu. Tapi cara ini tidak selamanya berhasil karena sering juga Ibu
saya gagal dalam membuat singkong empuk. Mungkin ini ada kaitannya dengan jenis
singkong tertentu yang ditulis di atas.
II. Menggunakan
campuran kimiawi
credit : pendidikankhatulistiwa.blogspot.com |
Saya pernah melihat
seorang ibu yang mencampurkan obat Bodrex ke dalam ayam kampung yang sedang
direbus. Alasannya agar mempercepat proses pelunakan. Begitu juga dengan
seorang bapak-bapak yang membungkus pisang atau mangga yang masih hijau dengan
karung dan diberi potongan karbit agar pisang ataupun mangga itu bisa matang
lebih cepat. Pada intinya campuran kimiawi itu dipercaya bisa mempercepat
proses dan mempersingkat waktu.
Singkong adalah
jenis pangan yang keras dan tebal. Sehingga rasanya jika kita pakai cara
perebusan biasa, akan memakan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan singkong
yang betul-betul empuk. Amat msauk akal jika saat proses perebusan, mereka
menambahkan bahan kimiawi ataupun alami yang bisa mempercepat proses pemasakan
agar menjadi empuk.
III. Memakai panci
presto
credit : dapurmodern.com |
Memakai panci
bertekanan tinggi untuk merebus singkong adalah hal yang mungkin dilakukan.
Tehnik merebus dengan presto ini akan membuat singkong yang tadinya keras
menjadi lunak. Well, saya sendiri belum pernah mencobanya karena tidak memiliki
jenis panci seperti ini. Namun mencobanya tak akan pernah sia-sia jika kita
melihat duri pada ikan bandeng yang berhasil menjadi lunak setelah menggunakan panci jenis ini.
**
Mungkin suatu saat
nanti saya akan menemukan jawaban pasti tentang
misteri ini. Sehingga dalam prakteknya bisa diikuti di rumah untuk
membuat cemilan baik bagi pribadi maupun ketika ada pengunjung. Singkong sangat
mdah dijumpai. Baik dalam versi aslinya maupun versi olahan lainnya seperti
keripik, combro, misro, atau kolak.
Sampai jawaban itu
bisa saya temukan kelak, sementara ini saya tahu kemana harus mencari tukang
gorengan yang menjual singkong yang empuk.
credit : kaskus |