-->

Rabu, 08 Februari 2017

Misteri Abang Gorengan Dan Singkong Empuknya


Credit : majalahkesehatan.com

Masihkah Anda jajan makanan ringan jenis gorengan? Jika iya, pastinya Anda punya makanan favorit. Entah itu cireng, tahu isi/tahu telanjang, bala-bala, atau goreng oncom sekalipun. Memang, tidak semua tukang gorengan memiliki banyak varian. Namun makanan jenis bala-bala, tempe dan tahu seakan menjadi keharusan yang tak tertulis yang harus dijajakan oleh para penjual gorengan. Terlalu prematur jika kita katakan tiga jenis tadi merupakan tiga makanan favorit oleh orang-orang dalam mengkonsumsi gorengan.

Dari semua jenis gorengan yang dijual, saya tertarik membahas satu jenis gorengan yang menjadi misteri karenanya. Seperti yang saya tulis di judul, singkong empuk adalah subjek yang akan kita telaah dan cari jawaban dari misteri yang tersembunyi.

Ketika saya dan teman-teman di komunitas sedang asyik mengobrol dan berdiskusi sambil mengkonsumsi gorengan yang dijual tak jauh dari lokasi kami berkumpul. Dan OMG..! Singkongnya empuk sekali..!! Dan agak merekah di pinggirannya. Ini membuat kami sempat takjub dengan keempukan singkong yang dijual si abang. Belakangan, ketika kami kumpul lagi, kami akan memilih singkong sebagai menu utama dalam membeli gorengan. Sisanya maka akan dialihkan ke gorengan lainnya. Sampai saat ini mungkin hanya di tempat itulah yang menyediakan singkong goreng empuk.

Credit : harianresep.com

Tapi rasanya anggapan saya itu keliru.

Karena sejak seringnya mengkonsumsi singkong empuk itu, saya jadi sering memperhatikan tukang gorengan yang saya temui ketika berkendara. Dan rata-rata para pedagang itu (secara fisik) punya singkong yang sama dengan singkong yang dijual abang gorengan yang saya ceritakan. Hal itu bisa dilihat dari bentuknya yang merekah. Dari situ kita bisa berasumsi bahwa singkong itu empuk karena tekstur empuknya membuat singkong itu bisa merekah ketika proses penggorengan. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana bisa?

Ada beberapa faktor dan probabilitas yang diajukan untuk menjawab pertanyaan di atas. Kemungkinan-kemungkinan ini sebatas teori yang cukup ngawur dan belum diuji secara ilmiah sehingga kesimpulannyapun belum bisa dipertanggungjawabkan. Adapun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu adalah:

1. Mereka punya satu sumber yang sama
Credit : marshallmashup.usc.edu

Baik abang gorengan di lokasi A maupun di lokasi B, mereka sama-sama mengambil bahan baku dari sumber yang sama. Hal ini menjadi mungkin mengingat para pembeli pasti lebih suka dengan singkong yang teksturnya empuk. Sumber utama inilah yang menjadi tonggak para pedagang gorengan dalam menjajakan produk yang sama dan sesuai standar sang sumber.

Sebagai contoh, cobalah main ke Bandung. Kita bisa melihat tukang bakso di sekitaran Alun-Alun sampai radius 3 km, mereka menjual bakso dengan bakso tahu yang sama. Bakso tahu ini adalah bakso dengan tahu, atau lebih tepatnya tahu dengan isi bakso. Sepengamatan saya, bakso tahu itu (entah apa namanya) sama persis dengan semua tukang bakso yang ada sehingga saya berpikir bahwa para pedagang bakso ini tidak memproduksi sendiri melainkan membeli langsung ke produsen bakso tahu itu. Mungkin untuk lebih praktis.

2. Mereka tahu tehnik memasak yang benar
Credit : dietmaker.hu

Sama halnya dengan semua chief pastry yang mengetahui dasar-dasar membuat adonan, bukan tidak mungkin para pedagang gorengan ini pun mengetahui bagaimana cara mengolah singkong agar teksturnya menjadi lembut dan empuk. Para pedagang ini saling berbagi tehnik sehingga mereka bisa benar-benar menjual singkong yang nyaris sama (seecara tekstur). Adapun perbedaan mungkin hanya pada rasa karena masing-masing pedagang punya standar tertentu yang bisa dipengaruhi oleh karakter para pembelinya. Misalnya pedagang di tempat A yang masyarakatnya lebih suka makanan asin akan berbeda dengan pedagang di tempat H yang masyarakatnya lebih tertarik dengan makanan tawar.

3. Mereka menggunakan jenis singkong tertentu

credit : agrokomplekskita.com

Ini juga tidak bisa kita lupakan mengingat jenis singkong bisa menghasilkan rasa dan tekstur yang berbeda. Misalnya singkong muda dengan singkong tua, atau cara menanam di dataran rendah dengan di dataran tinggi. Apapun. Ada yang membuat singkong-singkong tertentu ini menjadi pilihan utama dalam proses penyeleksian bahan baku.

Tiga kemungkinan di atas adalah yang paling masuk akal menurut saya. Dan yang bisa kita pelajari lebih lanjut adalah bagaimana tehnik membuat singkong agar menjadi empuk. Ada 3 tehnik yang memungkinkan singkong menjadi empuk. Tiga tehnik itu kita coba uraikan satu persatu.

I. Direbus

credit : globalherbalsolusi.com

Ini adalah yang paling masuk akal dan umum. Sedikit penelitian singkat dengan browsing di Google membawa saya menemukan jawaban yang serupa tentang cara membuat singkong menjadi empuk. Caranya adalah dengan direbus terlebih dahulu. Proses perebusan itu dilengkapi dengan bumbu yang bervariasi antara sumber satu dengan lainnya. Masing-masing punya argumen dan resepnya sendiri namun prosesnya sama yaitu direbus.

Ibu saya juga sering membuat cemilan goreng singkong. Suatu ketika ia bisa membuat singkong yang benar-benar empuk dan setelah ditanyakan ternyata singkong itu memang direbus terlebih dahulu. Tapi cara ini tidak selamanya berhasil karena sering juga Ibu saya gagal dalam membuat singkong empuk. Mungkin ini ada kaitannya dengan jenis singkong tertentu yang ditulis di atas.

II. Menggunakan campuran kimiawi

credit : pendidikankhatulistiwa.blogspot.com

Saya pernah melihat seorang ibu yang mencampurkan obat Bodrex ke dalam ayam kampung yang sedang direbus. Alasannya agar mempercepat proses pelunakan. Begitu juga dengan seorang bapak-bapak yang membungkus pisang atau mangga yang masih hijau dengan karung dan diberi potongan karbit agar pisang ataupun mangga itu bisa matang lebih cepat. Pada intinya campuran kimiawi itu dipercaya bisa mempercepat proses dan mempersingkat waktu.

Singkong adalah jenis pangan yang keras dan tebal. Sehingga rasanya jika kita pakai cara perebusan biasa, akan memakan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan singkong yang betul-betul empuk. Amat msauk akal jika saat proses perebusan, mereka menambahkan bahan kimiawi ataupun alami yang bisa mempercepat proses pemasakan agar menjadi empuk.

III. Memakai panci presto
credit : dapurmodern.com


Memakai panci bertekanan tinggi untuk merebus singkong adalah hal yang mungkin dilakukan. Tehnik merebus dengan presto ini akan membuat singkong yang tadinya keras menjadi lunak. Well, saya sendiri belum pernah mencobanya karena tidak memiliki jenis panci seperti ini. Namun mencobanya tak akan pernah sia-sia jika kita melihat duri pada ikan bandeng yang berhasil menjadi  lunak setelah menggunakan panci jenis ini.

**

Mungkin suatu saat nanti saya akan menemukan jawaban pasti tentang  misteri ini. Sehingga dalam prakteknya bisa diikuti di rumah untuk membuat cemilan baik bagi pribadi maupun ketika ada pengunjung. Singkong sangat mdah dijumpai. Baik dalam versi aslinya maupun versi olahan lainnya seperti keripik, combro, misro, atau kolak.

Sampai jawaban itu bisa saya temukan kelak, sementara ini saya tahu kemana harus mencari tukang gorengan yang menjual singkong yang empuk.



credit : kaskus






NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner