credit : hemaviton.com |
Siapa yang tidak
iri melihat Singapore menjadi tujuan utama para musisi dunia untuk unjuk gigi
sepanjang periode awal 2017 ini? Metallica, Guns ‘n Roses, Alicia Keys, Joe
Satriani, Sting, Yellowcard, dan Coldpay secara bergantian akan menghibur para
penikmat musik di sana. Negara yang secara luas wilayah tidak bisa dikatakan
besar ini justru menjadi tujuan para musisi dunia untuk melakukan pertunjukan.
Jika dibandingkan dengan Indonesia yang begitu luas, tentu membuat konser di
Indonesia jauh lebih berpotensi menghasilkan profit yang menggiurkan mengingat
jumlah penduduknya yang begitu besar dan begitu passionate-nya para penonton dalam menonton konser.
Lalu kenapa para
musisi itu enggan ke Indonesia? Bukankah sebagian dari mereka yang melakukan
lawatan ke Singapore itu adalah lawatan dalam rangka tour? Indonesia kalah dari
Phillipina dan Thailand yang mana mereka bisa mendatangkan Coldplay. Singapore
lebih gila lagi karena Coldplay bermain 2 kali akibat membludaknya permintaan
tiket. Menambah satu negara tambahan ketika jadwal cocok bukanlah hal yang
sulit. Namun faktanya Indonesia tak juga mendapat kunjungan dari setidaknya
tiga band yang menyita perhatian (saya) yaitu Guns ‘n Roses, Metallica, dan
tentunya Coldplay.
Bisa jadi para band
itu bukannya tidak mau datang ke Indonesia. Mereka sangat yakin jika konsernya
di Indonesia pasti akan sukses. Metallica pernah membuktikannya dengan
konsernya di 2013. Guns ‘n Roses tidak masuk hitungan saya karena konsernya di
2012 lebih cocok disebut dengan ‘Axl & Friends’. Ada faktor utama yang
membuat mereka enggan datang ke Indonesia pada tahun ini.
Faktor itu adalah
ketiadaan tempat.
Untuk band sekelas
Metallica, Coldplay, dan Guns ‘n Roses, tentu target penonton mereka ada di
angka 35.000 ke atas. Oke, angka ini bukanlah angka pasti dan tidak didukung
dengan data akurat dari sumber yang kredibel. Angka ini hanya asumsi pribadi.
Nah dengan penonton
sebanyak itu, tentu perlu tempat besar berskala internasional yang bisa
menampung banyaknya penonton. Celakanya, satu-satunya tempat di Jakarta yang
sangat akrab dipakai untuk perhelatan acara seperti ini sedang dalam renovasi.
Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sedang dalam proses mempercantik diri
demi persiapan Indonesia sebagai tuan rumah event
akbar Asian Games pada 2018. SUGBK adalah satu-satunya tempat di Jakarta yang
sangat cocok untuk konser-konser besar.
credit : gamesbid.com |
Faktor inilah yang
kemudian membuat para musisi dunia itu merasa tidak cocok untuk datang ke
Indonesia dalam waktu dekat. Seberapa banyak kita punya alternatif tempat tentu
tidak akan sebanding dan se-prestige
jika bukan di SUGBK. Jika pada 1993 Metallica masih mau tampil di stadion kelas
Lebak Bulus, belum tentu mereka mau main di stadion lain kendati itu di luar
Jakarta sekalipun. Jaka Baring di Palembang, misalnya. Embel-embel nama Jakarta
akan selalu tampak menjual dibandingkan nama Palembang ketika harus dicetak
pada kaos tour merchandise official
mereka.Terlebih, stadion Jaka Baring pun menjadi venue acara Asian Games 2018 kelak. Silahkan lihat jadwal tour Coldplay di official homepage mereka. Rata-rata semua venue adalah stadion-stadion besar. Cek di http://coldplay.com/tour/
Faktor Jakarta
credit : seamentor.com |
Mungkin karena
Jakarta merupakan ibu kota negara, sehingga semua kegiatan birokrasi dan bisnis
terpusat di satu provinsi. Untuk mengurus konser besar tentu akan melibatkan
banyak pihak. Dan Jakarta merupakan tempat seksi dengan keuntungan dua hal
tersebut. Jika mau jujur tentu kita masih punya stadion lain yang pantas untuk
menggelar konser. Selain Jaka Baring di Palembang, di Bandung ada Stadion Si
Jalak Harupat. Namun faktor sentralisasi tampaknya tetap menjadi prioritas bagi
kedua pihak. Promotor enggan berspekulasi dengan melakukan venture capital.
Alternatif
Selain SUGBK,
tempat yang memungkinkan untuk menggelar konser wah itu ada di mana saja?
Mungkin kita bisa masukan JI Expo PRJ sebagai alternatif. Memang rasanya belum
pernah ada konser besar di sini. Yang ada barulah event internasional Java
Jazz Festival atau Djakarta
Warehouse Project. Untuk konser
tunggal musisi besar rasanya belum ada. Atau mungkin sudah, karena saya belum
sempat riset.
credit : hype.my |
ICE juga bisa
menjadi alternatif. Lokasinya memang tidak di Jakarta persis melainkan berada
di Tangerang. Keuntungan dari ICE adalah lokasi ini memang difungsikan untuk
berbagai macam kegiatan MICE. Terdiri dari beberapa hall dan pembatas antar hall
bisa dibuka sehingga ruangan akan menjadi lebih besar. Namun jika tempat ini
dijadikan sebagai venue konser besar
maka diperlukan beberapa hall yang
perlu dibuka dan itu cukup menyiksa bagi penonton yang kebagian di barisan
paling belakang.
credit : ICE-Indonesia.com |
Selain 2 tempat itu
saya rasa belum ada lagi tempat yang memungkinkan untuk mengadakan perhelatan
akbar konser besar. Praktis pada 2017 ini baru Bryan Adams yang berhasil menggelar konser di Jakarta. Menyusul
kemudian adalah Megadeth. Namun
kedatangan Megadeth bukan dalam konser tunggal melainkan dalam rangka mengikuti
festival musik metal tahunan terbesar se-Asia Tenggara yaitu Hammersonic. Selebihnya yang baru bisa
diantisipasi adalah seorang penyanyi solo fenomenal nan segmentif yang
dikabarkan akan menggelar konser bulan Juni/Juli mendatang. Masih rumor.
credit : megadeth.com |
Selebihnya kita
tunggu saja, mungkin saja ada kejutan. Jika tidak, itu artinya kita masih harus
bersabar menunggu datangnya band-band besar ke Indonesia sampai 2018 sampai
perhelatan Asian Games selesai.