-->

Rabu, 08 Februari 2017

(Mungkin) Ini Penyebab Tidak Adanya Coldplay JKT


credit : hemaviton.com

Siapa yang tidak iri melihat Singapore menjadi tujuan utama para musisi dunia untuk unjuk gigi sepanjang periode awal 2017 ini? Metallica, Guns ‘n Roses, Alicia Keys, Joe Satriani, Sting, Yellowcard, dan Coldpay secara bergantian akan menghibur para penikmat musik di sana. Negara yang secara luas wilayah tidak bisa dikatakan besar ini justru menjadi tujuan para musisi dunia untuk melakukan pertunjukan. Jika dibandingkan dengan Indonesia yang begitu luas, tentu membuat konser di Indonesia jauh lebih berpotensi menghasilkan profit yang menggiurkan mengingat jumlah penduduknya yang begitu besar dan begitu passionate-nya para penonton dalam menonton konser.

Lalu kenapa para musisi itu enggan ke Indonesia? Bukankah sebagian dari mereka yang melakukan lawatan ke Singapore itu adalah lawatan dalam rangka tour? Indonesia kalah dari Phillipina dan Thailand yang mana mereka bisa mendatangkan Coldplay. Singapore lebih gila lagi karena Coldplay bermain 2 kali akibat membludaknya permintaan tiket. Menambah satu negara tambahan ketika jadwal cocok bukanlah hal yang sulit. Namun faktanya Indonesia tak juga mendapat kunjungan dari setidaknya tiga band yang menyita perhatian (saya) yaitu Guns ‘n Roses, Metallica, dan tentunya Coldplay.

Bisa jadi para band itu bukannya tidak mau datang ke Indonesia. Mereka sangat yakin jika konsernya di Indonesia pasti akan sukses. Metallica pernah membuktikannya dengan konsernya di 2013. Guns ‘n Roses tidak masuk hitungan saya karena konsernya di 2012 lebih cocok disebut dengan ‘Axl & Friends’. Ada faktor utama yang membuat mereka enggan datang ke Indonesia pada tahun ini.

Faktor itu adalah ketiadaan tempat.

Untuk band sekelas Metallica, Coldplay, dan Guns ‘n Roses, tentu target penonton mereka ada di angka 35.000 ke atas. Oke, angka ini bukanlah angka pasti dan tidak didukung dengan data akurat dari sumber yang kredibel. Angka ini hanya asumsi pribadi.

Nah dengan penonton sebanyak itu, tentu perlu tempat besar berskala internasional yang bisa menampung banyaknya penonton. Celakanya, satu-satunya tempat di Jakarta yang sangat akrab dipakai untuk perhelatan acara seperti ini sedang dalam renovasi. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sedang dalam proses mempercantik diri demi persiapan Indonesia sebagai tuan rumah event akbar Asian Games pada 2018. SUGBK adalah satu-satunya tempat di Jakarta yang sangat cocok untuk konser-konser besar.

credit : gamesbid.com

Faktor inilah yang kemudian membuat para musisi dunia itu merasa tidak cocok untuk datang ke Indonesia dalam waktu dekat. Seberapa banyak kita punya alternatif tempat tentu tidak akan sebanding dan se-prestige jika bukan di SUGBK. Jika pada 1993 Metallica masih mau tampil di stadion kelas Lebak Bulus, belum tentu mereka mau main di stadion lain kendati itu di luar Jakarta sekalipun. Jaka Baring di Palembang, misalnya. Embel-embel nama Jakarta akan selalu tampak menjual dibandingkan nama Palembang ketika harus dicetak pada kaos tour merchandise official mereka.Terlebih, stadion Jaka Baring pun menjadi venue acara Asian Games 2018 kelak. Silahkan lihat jadwal tour Coldplay di official homepage mereka. Rata-rata semua venue adalah stadion-stadion besar. Cek di http://coldplay.com/tour/

Faktor Jakarta

credit : seamentor.com

Mungkin karena Jakarta merupakan ibu kota negara, sehingga semua kegiatan birokrasi dan bisnis terpusat di satu provinsi. Untuk mengurus konser besar tentu akan melibatkan banyak pihak. Dan Jakarta merupakan tempat seksi dengan keuntungan dua hal tersebut. Jika mau jujur tentu kita masih punya stadion lain yang pantas untuk menggelar konser. Selain Jaka Baring di Palembang, di Bandung ada Stadion Si Jalak Harupat. Namun faktor sentralisasi tampaknya tetap menjadi prioritas bagi kedua pihak. Promotor enggan berspekulasi dengan melakukan venture capital.


Alternatif
Selain SUGBK, tempat yang memungkinkan untuk menggelar konser wah itu ada di mana saja? Mungkin kita bisa masukan JI Expo PRJ sebagai alternatif. Memang rasanya belum pernah ada konser besar di sini. Yang ada barulah event internasional Java Jazz Festival atau Djakarta Warehouse Project.  Untuk konser tunggal musisi besar rasanya belum ada. Atau mungkin sudah, karena saya belum sempat riset.

credit : hype.my

ICE juga bisa menjadi alternatif. Lokasinya memang tidak di Jakarta persis melainkan berada di Tangerang. Keuntungan dari ICE adalah lokasi ini memang difungsikan untuk berbagai macam kegiatan MICE. Terdiri dari beberapa hall dan pembatas antar hall bisa dibuka sehingga ruangan akan menjadi lebih besar. Namun jika tempat ini dijadikan sebagai venue konser besar maka diperlukan beberapa hall yang perlu dibuka dan itu cukup menyiksa bagi penonton yang kebagian di barisan paling belakang.

credit : ICE-Indonesia.com

Selain 2 tempat itu saya rasa belum ada lagi tempat yang memungkinkan untuk mengadakan perhelatan akbar konser besar. Praktis pada 2017 ini baru Bryan Adams yang berhasil menggelar konser di Jakarta. Menyusul kemudian adalah Megadeth. Namun kedatangan Megadeth bukan dalam konser tunggal melainkan dalam rangka mengikuti festival musik metal tahunan terbesar se-Asia Tenggara yaitu Hammersonic. Selebihnya yang baru bisa diantisipasi adalah seorang penyanyi solo fenomenal nan segmentif yang dikabarkan akan menggelar konser bulan Juni/Juli mendatang. Masih rumor.

credit : megadeth.com


Selebihnya kita tunggu saja, mungkin saja ada kejutan. Jika tidak, itu artinya kita masih harus bersabar menunggu datangnya band-band besar ke Indonesia sampai 2018 sampai perhelatan Asian Games selesai.


 
credit : thecentraltrend.com
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner