-->

Senin, 06 April 2015

THE TRILOGY OF JAPAN NIGHT PART 2 -HYDE-



THE TRILOGY OF JAPAN NIGHT
PART 2: HYDE

Sabtu, 4 April 2015

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 ketika saya akan berangkat ke Kota Kasabalanka, venue JAPAN NIGHT akan diadakan. Keberangkatan yang tertunda karena di Tangerang terjadi hujan teramat deras selama kurang lebih 30 menit. Semua sudah saya persiapkan. Mulai dari setumpuk kartu nama, ID media, L-Magz semua edisi, fanbook Placard Project, alat tulis, kamera, dan kondom parfum.

Pertama kali ke mall ini, shit. Saya kesulitan untuk masuk ke venue yang terletak di lantai 3. Saya yakin bukan hanya saya saja yang salah naik eskalator menuju venue. Tiga orang cepak menghadang dan memberi informasi tentang arah yang seharusnya diambil oleh siapapun yang ingin ke venue. Agenda saya ada banyak sekali hari ini. Selain silaturahmi bersama teman-teman yang sulit dijumpai, meliput untuk L-Magz, dan sebuah pertemuan dengan si OM yang memang sudah direncanakan sebelumnya. 

Kira-kira pukul 4, saat saya sudah berjumpa dengan Vie, seorang mantan gebetan teman dari fanbase, dihampiri oleh OM. Gerak kami terbatas, sehingga si OM membawakan kami AAA tag. Apa yang ada di pikiran pembaca jika kalian mendapat tag AAA? Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dengan tag super sakti ini, karena dengan tag ini, kita bisa masuk ke area manapun, termasuk artist room. Namun jangan salah sangka, kartu tag AAA yang diberikan kepada kami sebatas untuk masuk ke tempat meeting. Karena jika tanpa kartu tersebut, mustahil bisa melewati dua pria cepak yang sudah stanby sedari tadi di gate.

Siapapun yang ada di barisan depan, atau yang tahu si OM, pasti melihat kami masuk ke dalam. Tentu saja dengan tag AAA. Dan OM kini telah lebih rapih dan formal dengan menggunakan blazer hitam. Ditemani dengan seorang panitia, translator, dan kami, maka kami berlima berkumpul dan membicarakan sesuatu yang tidak mungkin saya bahas alias off the record. Tapi yang pasti, saat kami menunjukkan L-Magz, OM berkata “sugoi…” saat membolak-balikan halaman di semua edisi L-Magz yang kami berikan dan ujung-ujungnya dia bertanya “Ini semua boleh buat saya?”. Sungguh senang hati ini mendengar pertanyaan itu. Walaupun tanpa diminta, kami memang berencana memberikan semua itu kepada beliau.

Mungkin sekitar 20-30 menit pembicaraan berlangsung, mereka mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada meet n greet, jadi kami disuruh minggir. Tidak keluar memang, tapi masih di sekitaran area meet n greet. Bisa melihat saja sudah membuat kami senang. Namun apa yang terjadi berikutnya adalah sebuah berkah yang tak mungkin kami tolak. OM, yang membawa sebuah fanbook placard project Over The L’Arc-en-Ciel yang kami berikan, menghampiri kami dan menanyakan apakah kami membawa lagi buku yang sama. Kami tidak membawanya, karena itu adalah copyan terakhir yang kami miliki. Satu copyan lainnya sudah lebih dulu kami kirim ke Jepang yang diterima oleh staff dari management band. Namun karena hanya satu copy, kami menawarkan untuk mengirim kembali satu buku untuk beliau, yang ini untuk kami dulu saja. Beliau menjelaskan untuk dibuat semacam story. Intinya, nanti kalau ada kesempatan dan ada aba-aba dari beliau, kami tinggal mengikutinya. 

HYDE dan VAMPS akhirnya datang. Para peserta meet n greet yang sudah standby dengan hati berdebar dan senyum sumringah secara bergantian menjalani prosesi sakral nan langka. Sebuah kesempatan emas untuk siapapun yang ada di sana. 

Dimulai dari Jessica, seorang teman yang memenangkan meet n greet dari kuis yang diadakan. Prosesi tandatangan, poto bersama, serta berjabat tangan menjadi satu paket. Kemudian berturut-turut adalah suami istri yang membawa anak kecil yang juga diberi nama Hyde. Berikutnya tidak penting untuk mengetahui siapa atau darimana. Hanya wajah-wajah familiar yang saya ingat. Pak P dari Universal Music, mas T dari Sony Music, seorang tua dari Musik+, dan juga Mr. Shanee dari promotor. 

Setelah dirasa semua selesai, K.A.Z dibawa oleh LO untuk meninggalkan HYDE sendirian. Inilah saatnya.
OM menyuruh kami untuk menghampiri HYDE. Anjing. Anjing…!

Tak menunggu lama, kami sudah berada bersama HYDE. Untuk beberapa saat, saya merasa blank harus memulai dari mana. Berjabat tangan adalah solusi yang tepat. Ini artinya, saya berjabat tangan dengan HYDE yang kelima kalinya sepanjang hidup saya. Kemudian kami menyodorkan fanbook yang telah disiapkan dan meminta tandatangan dari beliau. Masih bercampur dengan rasa gemetar, senang, dan bingung, tiba-tiba saja HYDE bertanya “namae?”. Saling tatap saya dengan Vie membuat sebuah kesepakatan bersama. Nama L’Arc-en-Ciel Indonesia tertulis anggun di buku tersebut.

Sah..!

Yang menarik dari tulisan tersebut adalah font penulisan gaya baru (menggunakan -, bukan ~). Dan HYDE menulis huruf L dengan huruf kecil tanpa tanda kutip ‘ yang familiar. Juga saat ingin menulis kata Indonesia, HYDE berulang kali harus mencontek kata ‘Indonesia’ yang ada di cover

Prosesi tandatangan berlanjut ke figurin milik Vie. Action figure HYDE setinggi +- 8 cm yang menarik perhatian OM sesaat sebelumnya kini tengah dibubuhi tandatangan sang superstar. Sayangnya, spidol yang saya bawa ternyata bukan spidol permanent. Celaka untuk material-material glossy, seperti plastik di figurine milik Vie. Semoga saja bisa awet.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada, saya pun menyodorkan baju custome yang saya buat khusus untuk konser VAMPS pada 2013 lalu. HYDE sempat berkata “Sugoi wa..” saat melihat kaos saya yang sudah ditandatangani oleh Jinx, Arimatsu, dan Ju-Ken, hasil hunting dua tahun lalu.

Tandatangan HYDE di kaos saya. Sekarang tinggal minus K.A.Z

Prosesi foto bersama menjadi agenda berikutnya, atau sebelumnya. Entahlah, saya lupa urutan pastinya. Terbawa perasaan sepertinya. Kami difoto oleh photographer yang ada di sana. Saya berada di sebelah kiri, dan Vie di kanan. Kami berdua mengapit HYDE. Tidak percaya dengan mitos kalau photo bertiga akan berakhir sial, kami tetap berpose senatural mungkin. Saking naturalnya (atau saking groginya?), saya merangkul pundak HYDE. Sebuah kehangatan fans dengan idola, bukan sebuah bentuk kekurangajaran.

Apa yang terjadi kemudian menjadi semakin klimaks saat Vie bertanya dengan penuh pengharapan untuk dapat pelukan hangat dari HYDE. HYDE tentu tidak bisa menolak permintaannya, maka seperti yang bisa ditebak, Vie mendapat pelukan yang bisa membuat teman-temannya merasa iri dengan apa yang didapat oleh Vie. Mungkin itulah pelukan terbaik dari pria yang ia terima, sampai saat ini.

Saya pun mengikuti apa yang kak Vie lakukan, sebuah pelukan antar pria. Gila. Orang yang saya peluk ini adalah idola saya. Dan yang lebih penting, dia nyata. Ini kenyataan. Bukan mimpi. Ingin menangis haru rasanya. 

Setelah selesai, kami langsung diminta meninggalkan ruangan. Tag AAA kami serahkan kembali, dan mengucapkan terimakasih kepada OM atas kesempatan yang diberikan.

****

Saya menganggap apa yang saya dan Vie dapatkan adalah buah dari kerja keras selama ini. Ditambah dengan sedikit keberuntungan, keberanian, dan kesempatan, hasilnya adalah sesuatu yang berharga. Kejadian di atas adalah salah satu buktinya. Salah satu hari terbaik dalam hidup. Mungkin perasaan setelah itu sama dengan apa yang dirasakan Dimebag Darrel (dari band Pantera), setalah bertemu dengan Eddie Van Halen yang merupakan idolanya. Katanya: "Jika besok kiamat, saya siap mati dalam damai."

Tulisan ini bukan untuk menyombongkan apa yang saya dapat, melainkan sebuah moment terbaik yang ingin saya sampaikan, bahwa kerja keras dan kerja ikhlas, hasilnya adalah kepuasan. Reaksi dari teman-teman sangat beragam setelah saya mengunggah foto di Path. Ada yang merasa maklum, namun ada juga yang kecewa karena tidak diajak. What the...

Sudahlah. Saya mencoba paham apa yang mereka rasakan. Tapi sekali lagi, moment ini bukanlah hasil instant yang didapat dengan mudah. Ada perjuangan sebelum-sebelumnya. Iman J-Rocks yang berhasil bertemu HYDE pun sama. Dia fans yang berjuang agar bisa berada dimana dia bisa seperti kemarin. Memanfaatkan sumber dan koneksi yang ia miliki. Jadi jika berpikir saya mendapatkan kesempatan ini karena instant belaka, itu salah. Sempat merasa terluka, namun saya paham itu hanyalah candaan. Mungkin screenshot di bawah ini adalah bentuk pengertian yang sesungguhnya.

No mention memang

Setelah apa yang saya dapat, apakah ini akhir dari perburuan? Entahlah. Karena setelah acara, kebetulan saja saya dan Ahmad (teman lainnya) berada dekat dengan pintu keluar artis. Hal itu tidak membuat saya tertarik untuk mendekat. Mungkin karena apa yang saya dapat sudah lebih dari cukup. Ditambah kekhawatiran dicap sebagai orang menyebalkan bagi orang-orang yang sudah melihat saya sedari H-1 membuat saya lebih memilih melihat dari jauh dan santai. Apalagi di sebelah saya ada wanita yang sedang menangis (karena masalah perasaan dengan mantannya, mungkin) tampaknya butuh penghiburan. 

Saat ini, saya masih mengharapkan foto kami dengan HYDE yang diambil oleh orang-orang yang ada di situ, mengirimkan fotonya kepada kami. Namun untuk menguploadnya, itu urusan belakangan. Yang pasti, salah satu moment terbaik dalam hidup saya baru saja terukir. Dan rasanya ukiran kenangan itu akan bertahan untuk waktu yang sangat lama. Satu-satunya penyesalan dari moment itu adalah, saya lupa mengajak HYDE untuk foto selfie. Duh!

Senin, 6 April 2015
23.27WIB
@ Kamar Kosan
Ditulis dengan perasaan yang campur aduk
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner