THE TRILOGY OF JAPAN NIGHT
PART 2: HYDE
Sabtu, 4 April 2015
Waktu sudah menunjukkan pukul 2
ketika saya akan berangkat ke Kota Kasabalanka, venue JAPAN NIGHT akan
diadakan. Keberangkatan yang tertunda karena di Tangerang terjadi hujan teramat
deras selama kurang lebih 30 menit. Semua sudah saya persiapkan. Mulai dari
setumpuk kartu nama, ID media, L-Magz semua edisi, fanbook Placard Project,
alat tulis, kamera, dan kondom parfum.
Pertama kali ke mall ini, shit.
Saya kesulitan untuk masuk ke venue yang terletak di lantai 3. Saya yakin bukan
hanya saya saja yang salah naik eskalator menuju venue. Tiga orang cepak
menghadang dan memberi informasi tentang arah yang seharusnya diambil oleh
siapapun yang ingin ke venue. Agenda saya ada banyak sekali hari ini. Selain
silaturahmi bersama teman-teman yang sulit dijumpai, meliput untuk L-Magz, dan
sebuah pertemuan dengan si OM yang memang sudah direncanakan sebelumnya.
Kira-kira pukul 4, saat saya
sudah berjumpa dengan Vie, seorang mantan gebetan teman dari fanbase, dihampiri
oleh OM. Gerak kami terbatas, sehingga si OM membawakan kami AAA tag. Apa yang
ada di pikiran pembaca jika kalian mendapat tag AAA? Tidak ada hal yang lebih
menyenangkan dengan tag super sakti ini, karena dengan tag ini, kita bisa masuk
ke area manapun, termasuk artist room. Namun jangan salah sangka, kartu tag AAA
yang diberikan kepada kami sebatas untuk masuk ke tempat meeting. Karena jika
tanpa kartu tersebut, mustahil bisa melewati dua pria cepak yang sudah stanby
sedari tadi di gate.
Siapapun yang ada di barisan
depan, atau yang tahu si OM, pasti melihat kami masuk ke dalam. Tentu saja
dengan tag AAA. Dan OM kini telah lebih rapih dan formal dengan menggunakan
blazer hitam. Ditemani dengan seorang panitia, translator, dan kami, maka kami
berlima berkumpul dan membicarakan sesuatu yang tidak mungkin saya bahas alias
off the record. Tapi yang pasti, saat kami menunjukkan L-Magz, OM berkata “sugoi…”
saat membolak-balikan halaman di semua edisi L-Magz yang kami berikan dan ujung-ujungnya dia bertanya “Ini semua boleh buat saya?”. Sungguh senang
hati ini mendengar pertanyaan itu. Walaupun tanpa diminta, kami memang
berencana memberikan semua itu kepada beliau.
Mungkin sekitar 20-30 menit
pembicaraan berlangsung, mereka mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada meet n
greet, jadi kami disuruh minggir. Tidak keluar memang, tapi masih di sekitaran
area meet n greet. Bisa melihat saja sudah membuat kami senang. Namun apa yang
terjadi berikutnya adalah sebuah berkah yang tak mungkin kami tolak. OM, yang
membawa sebuah fanbook placard project Over The L’Arc-en-Ciel yang kami
berikan, menghampiri kami dan menanyakan apakah kami membawa lagi buku yang
sama. Kami tidak membawanya, karena itu adalah copyan terakhir yang kami
miliki. Satu copyan lainnya sudah lebih dulu kami kirim ke Jepang yang diterima
oleh staff dari management band. Namun karena hanya satu copy, kami menawarkan
untuk mengirim kembali satu buku untuk beliau, yang ini untuk kami dulu saja.
Beliau menjelaskan untuk dibuat semacam story. Intinya, nanti kalau ada
kesempatan dan ada aba-aba dari beliau, kami tinggal mengikutinya.
HYDE dan VAMPS akhirnya datang.
Para peserta meet n greet yang sudah standby dengan hati berdebar dan senyum
sumringah secara bergantian menjalani prosesi sakral nan langka. Sebuah
kesempatan emas untuk siapapun yang ada di sana.
Dimulai dari Jessica, seorang
teman yang memenangkan meet n greet dari kuis yang diadakan. Prosesi
tandatangan, poto bersama, serta berjabat tangan menjadi satu paket. Kemudian
berturut-turut adalah suami istri yang membawa anak kecil yang juga diberi nama
Hyde. Berikutnya tidak penting untuk mengetahui siapa atau darimana. Hanya
wajah-wajah familiar yang saya ingat. Pak P dari Universal Music, mas T dari
Sony Music, seorang tua dari Musik+, dan juga Mr. Shanee dari promotor.
Setelah dirasa semua selesai,
K.A.Z dibawa oleh LO untuk meninggalkan HYDE sendirian. Inilah saatnya.
OM menyuruh kami untuk
menghampiri HYDE. Anjing. Anjing…!
Tak menunggu lama, kami sudah
berada bersama HYDE. Untuk beberapa saat, saya merasa blank harus memulai dari
mana. Berjabat tangan adalah solusi yang tepat. Ini artinya, saya berjabat
tangan dengan HYDE yang kelima kalinya sepanjang hidup saya. Kemudian kami
menyodorkan fanbook yang telah disiapkan dan meminta tandatangan dari beliau.
Masih bercampur dengan rasa gemetar, senang, dan bingung, tiba-tiba saja HYDE
bertanya “namae?”. Saling tatap saya dengan Vie membuat sebuah kesepakatan
bersama. Nama L’Arc-en-Ciel Indonesia tertulis anggun di buku tersebut.
Sah..! |
Yang menarik dari tulisan
tersebut adalah font penulisan gaya baru (menggunakan -, bukan ~). Dan HYDE menulis
huruf L dengan huruf kecil tanpa tanda kutip ‘ yang familiar. Juga saat ingin
menulis kata Indonesia, HYDE berulang kali harus mencontek kata ‘Indonesia’
yang ada di cover
Prosesi tandatangan berlanjut ke
figurin milik Vie. Action figure HYDE setinggi +- 8 cm yang menarik perhatian
OM sesaat sebelumnya kini tengah dibubuhi tandatangan sang superstar. Sayangnya, spidol yang saya bawa ternyata bukan spidol
permanent. Celaka untuk material-material glossy, seperti plastik di figurine
milik Vie. Semoga saja bisa awet.
Tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan yang ada, saya pun menyodorkan baju custome yang saya buat khusus
untuk konser VAMPS pada 2013 lalu. HYDE sempat berkata “Sugoi wa..” saat
melihat kaos saya yang sudah ditandatangani oleh Jinx, Arimatsu, dan Ju-Ken,
hasil hunting dua tahun lalu.
Tandatangan HYDE di kaos saya. Sekarang tinggal minus K.A.Z |
Prosesi foto bersama menjadi
agenda berikutnya, atau sebelumnya. Entahlah, saya lupa urutan pastinya.
Terbawa perasaan sepertinya. Kami difoto oleh photographer yang ada di sana.
Saya berada di sebelah kiri, dan Vie di kanan. Kami berdua mengapit HYDE. Tidak
percaya dengan mitos kalau photo bertiga akan berakhir sial, kami tetap berpose
senatural mungkin. Saking naturalnya (atau saking groginya?), saya merangkul
pundak HYDE. Sebuah kehangatan fans dengan idola, bukan sebuah bentuk
kekurangajaran.
Apa yang terjadi kemudian menjadi
semakin klimaks saat Vie bertanya dengan penuh pengharapan untuk dapat pelukan
hangat dari HYDE. HYDE tentu tidak bisa menolak permintaannya, maka seperti
yang bisa ditebak, Vie mendapat pelukan yang bisa membuat teman-temannya merasa
iri dengan apa yang didapat oleh Vie. Mungkin itulah pelukan terbaik dari pria
yang ia terima, sampai saat ini.
Saya pun mengikuti apa yang kak
Vie lakukan, sebuah pelukan antar pria. Gila. Orang yang saya peluk ini adalah
idola saya. Dan yang lebih penting, dia nyata. Ini kenyataan. Bukan mimpi.
Ingin menangis haru rasanya.
Setelah
selesai, kami langsung diminta meninggalkan ruangan. Tag AAA kami serahkan
kembali, dan mengucapkan terimakasih kepada OM atas kesempatan yang diberikan.
****
Saya menganggap apa yang saya dan
Vie dapatkan adalah buah dari kerja keras selama ini. Ditambah dengan sedikit
keberuntungan, keberanian, dan kesempatan, hasilnya adalah sesuatu yang
berharga. Kejadian di atas adalah salah satu buktinya. Salah satu hari terbaik
dalam hidup. Mungkin perasaan setelah itu sama dengan apa yang dirasakan Dimebag Darrel (dari band Pantera), setalah bertemu dengan Eddie Van Halen yang merupakan idolanya. Katanya: "Jika besok kiamat, saya siap mati dalam damai."
Tulisan ini bukan untuk
menyombongkan apa yang saya dapat, melainkan sebuah moment terbaik yang ingin
saya sampaikan, bahwa kerja keras dan kerja ikhlas, hasilnya adalah kepuasan. Reaksi dari teman-teman sangat beragam setelah saya mengunggah foto di Path. Ada yang merasa maklum, namun ada juga yang kecewa karena tidak diajak. What the...
Sudahlah. Saya mencoba paham apa yang mereka rasakan. Tapi sekali lagi, moment ini bukanlah hasil instant yang didapat dengan mudah. Ada perjuangan sebelum-sebelumnya. Iman J-Rocks yang berhasil bertemu HYDE pun sama. Dia fans yang berjuang agar bisa berada dimana dia bisa seperti kemarin. Memanfaatkan sumber dan koneksi yang ia miliki. Jadi jika berpikir saya mendapatkan kesempatan ini karena instant belaka, itu salah. Sempat merasa terluka, namun saya paham itu hanyalah candaan. Mungkin screenshot di bawah ini adalah bentuk pengertian yang sesungguhnya.
Setelah apa yang saya dapat, apakah ini akhir dari perburuan? Entahlah. Karena setelah acara, kebetulan saja saya dan Ahmad (teman lainnya) berada dekat dengan pintu keluar artis. Hal itu tidak membuat saya tertarik untuk mendekat. Mungkin karena apa yang saya dapat sudah lebih dari cukup. Ditambah kekhawatiran dicap sebagai orang menyebalkan bagi orang-orang yang sudah melihat saya sedari H-1 membuat saya lebih memilih melihat dari jauh dan santai. Apalagi di sebelah saya ada wanita yang sedang menangis (karena masalah perasaan dengan mantannya, mungkin) tampaknya butuh penghiburan.
Sudahlah. Saya mencoba paham apa yang mereka rasakan. Tapi sekali lagi, moment ini bukanlah hasil instant yang didapat dengan mudah. Ada perjuangan sebelum-sebelumnya. Iman J-Rocks yang berhasil bertemu HYDE pun sama. Dia fans yang berjuang agar bisa berada dimana dia bisa seperti kemarin. Memanfaatkan sumber dan koneksi yang ia miliki. Jadi jika berpikir saya mendapatkan kesempatan ini karena instant belaka, itu salah. Sempat merasa terluka, namun saya paham itu hanyalah candaan. Mungkin screenshot di bawah ini adalah bentuk pengertian yang sesungguhnya.
No mention memang |
Setelah apa yang saya dapat, apakah ini akhir dari perburuan? Entahlah. Karena setelah acara, kebetulan saja saya dan Ahmad (teman lainnya) berada dekat dengan pintu keluar artis. Hal itu tidak membuat saya tertarik untuk mendekat. Mungkin karena apa yang saya dapat sudah lebih dari cukup. Ditambah kekhawatiran dicap sebagai orang menyebalkan bagi orang-orang yang sudah melihat saya sedari H-1 membuat saya lebih memilih melihat dari jauh dan santai. Apalagi di sebelah saya ada wanita yang sedang menangis (karena masalah perasaan dengan mantannya, mungkin) tampaknya butuh penghiburan.
Saat ini, saya masih mengharapkan
foto kami dengan HYDE yang diambil oleh orang-orang yang ada di situ, mengirimkan
fotonya kepada kami. Namun untuk menguploadnya, itu urusan belakangan. Yang
pasti, salah satu moment terbaik dalam hidup saya baru saja terukir. Dan
rasanya ukiran kenangan itu akan bertahan untuk waktu yang sangat lama.
Satu-satunya penyesalan dari moment itu adalah, saya lupa mengajak HYDE untuk
foto selfie. Duh!
Senin, 6 April 2015
23.27WIB
@ Kamar Kosan
Ditulis dengan perasaan yang campur aduk